Parhobas says:
@ilham
metode penyelesaianmu itu tidak benar dan tidak bagus…
itu sama dengan begini:
“bagaimana kita percaya Muhammad adalah nabi terakhir?”
lalu saya mengutip-ngutip pendapatnya Ahmadiiah…
jika Anda bukan pengikut Ahmadiah maka akan mudah mengatakan bahwa Ahmadiah sesat, dan salah di dalam memandang Muhammad sebagai nabi terkahir, ya toh…
tetapi kalau Anda katakan mana dalilnya dalam Alkitab YESUS itu adalah TUHAN….
sebenarnya jawabannya banyak, tetapi memang Anda saja yang tidak mau menerima jawaban, ya toh…
Ketika Anda mengatakan Alkitab saja sebenarnya itu sudah mengakui bahwa YESUS adalah TUHAN.. bagaiman mungkin? ya mungkin sebab Alkitab itu disusun karena telah melihat YESUS…Alkitab itu sebagai kesaksian bahwa TUHAN YESUS itu ADA… Alkitab bukan kitab yang turun dari langit…
salam
Ilham Othmany says:
@Parhobass
Bagi saya membuat pendalilan dari mana-mana kitab mestilah dengan dalil yg pasti dan mertabat dalil itu tidak lari dari tiga mertabat;
1)Dalil yg pasti lafzi.Iaitu ungkapan terhadap sesuatu oleh sesebuah kitab dengan bahasa yg tidak mengandungi makna ganda dan mengarah hanya kepada satu maksud.Wajib diterima tanpa soal.
2)Dalil pasti maknawi.Iaitu ungkapan sesuatu dari sesebuah kitab dengan perkataan yg mempunyai hanya dua makna.Maka utk menentukan maknanya yg sebenar di antara kedua makna itu perlu dilihat kepada dalil2 yg lain didalam kitab tersebut.Wajib diterima setelah jelas berdasarkan kepada dalil2 yg lain bhawa maksud yg lagi satu itu yg dikehendaki.
3)Dalil samar.Yaitu apabila perkataan yg digunakan mempunyai lebih daripada dua maksud samada tiga
atau lebih.Perlu dilihat kepada dalil2 lain yg berkaitan utk melihat mana yg lebih berat.Tidak ada kewajiban utk menerima satu2 maksud yg tertentu.Setiap satunya boleh diterima atau ditolak dan memilih hanya satu maksud yg dirasakan sesuai utk diamalkan.
Mungkin anda tidak bersetuju dengan pendapat saya karena anda mempunyai kepentingan anda sendiri tetapi sesiapapun yg mahu membuat pertimbangan yg adil pasti bersetuju dengan sistematika di atas.
Pendalilan atas ketuhanan Yesus jika ditinjau di dalam kitab injil bukan pendalilan mertabat yg pertama karena jelas yesus tidak pernah mengatakan akulah tuhan dan sembahlah aku.Tidak juga pada mertabat yg kedua karena kata-kata yesus atau mukjizat-mukjizat yg dilakukannya yg dianggap oleh kebanyakan orang kristian kononnya sebagai menyatakan ketuhanannya justru dibantah oleh dalil-dalil lain yg lebih kuat yang secara pasti dan lafzi menafikan ketuhanannya.Adapun mertabat yg ketiga tidak ada kena mengena dengan perbincangan karena perbincangan kita di sini ialah utk menentukan apakah yesus itu Tuhan atau tidak menurut al kitab yang mana tidak lari dari dua.Tuhan atau tidak.Tidak ada yang ketiga.Semua nas -nas bible yg anda katakan ‘banyak’ mengungkapkan ketuhanan yesus itu menurut saya adalah nas2 yg tidak berarti sama sekali karena terkeluar dari kontak pendalilan.
Parhobas says:
@Ilham
terimakasih atas 3 dalil Anda…
dan sepertinya bukan dalil ini yang melandasi Anda untuk menjelaskan perihal argument Anda sebelumnya….
kesimpulan Anda adalah YESUS BUKAN TUHAN…
nah dengan 3 dalil Anda ini,
kalau mau jujur, coba praktekkan untuk menguji ayat berikut:
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
(Yohanes 14:6)
selamat berdalil…
salam
Ilham Othmany says:
Sebelum Yesus menyampaikan kata-kata di injil Yohanes 14:6
Dia berkata: “Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal, jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu, sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” [Yohanes 14: 2]
Pernyataan yang begitu jelas di ayat tersebut menekankan bahwa Yesus pergi untuk mempersiapkan “sebuah” tempat tinggal, bukan untuk mempersiapkan “semua” tempat tinggal “Di Rumah BapaKu.” Perhatikan perkataan yg digunakan adalah “bagimu” bukan bagi semua manusia.
Terbukti Nabi-Nabi yang datang sebelum Yesus, dan seorang Nabi yang datang sesudahnya, juga mempersiapkan tempat tinggal lain bagi para pengikutnya.
Seorang Rasul/Nabi yang datang sesudah Yesus (Nabi Muhammad SAW ) terbukti telah menunjukkan jalan yang sekarang berlaku bagi tempat tinggal baru dalam Kerajaan Sorga.
Di samping itu; ayat di atas dengan jelas menyatakan; Yesus adalah “JALAN” menuju tempat tinggal.Perkataan jalan tidak mengindikasikan ketuhanan.Apa halangannya untuk seorang mengatakan “perbuatan baik adalah jalan ke surga”.Begitu juga “Sedekah adalah jalan ke surga “, “Mengingati Tuhan adalah jalan ke surga” dan seumpamanya.Tentu bisa saja.Padahal perbuatan baik,sedekah dan lain-lain kebajikan bukan Tuhan itu sendiri.
Adalah kebodohan jika ada orang meyakini bahwa Yesus (atau Nabi manapun) sebagai Tuhan hanya karena mereka dinyatakan sebagai jalan menuju Tuhan.Mengapa orang kristian tidak menterjemahkan ‘jalan’ sebagai ‘cara’?Mengapa mesti dipaksakan jalan itu adalah berarti Tuhan?Pada hal di banyak tempat di dalam bible ada berpuluh bukti bahawa yesus bukan Tuhan dan tidak ada juga bukti Tuhan akan menjadi manusia utk menebus dosa.Coba semak ayat2 berikut:
Injil -Yohanes 1: 18 : “Tak seorangpun pernah melihat Tuhan.”
Injil – 1 Timotius 6: 16 : “Tuhan tidak pernah dilihat manusia, dan manusia memang tidak dapat melihat-Nya….”
Injil – Keluaran 33: 20 : “Dan Tuhan berfirman: Engkau tidak tahan me-mandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku yang dapat hidup.”
Yesus dengan tegas mengatakan bahwa dirinya bukan Tuhan :
• Yohanes, 20:17 à “Aku akan pergi kepada Bapaku dan Bapamu, Allahku dan Allahmu.”
• Yohanes, 8:54 à “Jika aku memuliakan diriku sendiri, maka kemuliaanku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa/Allah-kulah yang memuliakanku.”
• Matius, 18:19 à “Permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa/Allah-ku di sorga.”
• Markus, 10:18 à “Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah.”
• Matius, 7:21à “Bukan setiap orang yang berseru kepadaku Tuhan, Tuhan! Akan masuk kerajaan sorga. Melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa/Allah-ku disorga.”
• Lukas, 18:19 à “Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah.”
• Matius 19-17 à “Hanya Satu yang baik … turutilah perintah Allah.”
• Semua yang tidak mengakui dirinya sebagai Tuhan, ia tidak pantas disebut sebagai Tuhan.
• Karena Tuhan pasti menyebut diri-Nya sebagai Tuhan : Im 19:31 & Yes 43:11.
Yesus dengan tegas mengatakan bahwa Allah adalah Tuhan yang Esa/Satu (bukan tiga), yaitu Allah Tuhannya Yesus dan Tuhannya alam semesta :
• Matius, 4:10 à “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”
• Matius, 23:8 à “Hanya satu Rabimu.”
• Markus, 12:29 à “Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa.”
• Markus, 12:32 à “Tidak ada yang lain kecuali Dia (Allah).” = Laa Ilaaha Illallah
• Lukas, 10:21 à “Bapa/Allah, Tuhan langit dan bumi.”
• Yohanes, 5:44 à “Allah yang Esa.”
• Yohanes, 17:3 à “Mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar.”
• Semua yang lebih dari satu, tidak pantas disebut sebagai Tuhan karena Tuhan Maha Satu. Laa Ilaaha illallah (Tiada tuhan selain Allah), senada dengan :
ü Allah adalah Tuhan yang Esa/Satu : Ulangan, 4:35
ü Allah adalah Tuhan yang Esa/Satu : Ulangan, 6:4
ü Allah adalah nama Tuhan untuk selama-lamanya (bukan Yesus) : Keluaran, 3:15
ü Laa Ilaah Illallah (Tiada tuhan selain Allah) : Yesaya, 46:9.
Yesus berkata bahwa Tuhan/Bapa/Allah ada di sorga (bukan Yesus yang ada di bumi) :
• Matius, 23:9 à “Janganlah kamu menyebut siapapun Bapa/Allah di bumi ini, karena hanya satu Bapa/Allah-mu, yaitu Dia yang di sorga.”
• Matius, 6:9 à “Bapa/Allah kami yang di sorga.”
• Matius, 5:48 à “Bapa/Allahmu yang di sorga adalah sempurna.”
• Matius, 10:32 à “Di depan Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
• Matius, 12:50 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
• Matius, 15:13 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
• Matius, 16:17 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
• Yohanes, 6:32-33 à “Bapa/Allah-Ku yang memberikan kamu roti dari sorga.”
• Matius, 18:10 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
• Matius, 18:19 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
• Matius, 7:21-23 à “Bapa/Allah-ku yang di sorga.”
• Semua yang ada di bumi adalah ciptaan Allah dan tidak pantas disebut sebagai Tuhan :
ü Kejadian, 1 & 2 à “Allah menciptakan langit dan bumi.”
ü Lukas, 10:21 à “Bapa/Allah, Tuhan langit dan bumi.”
• Tuhan memang tidak dapat dilihat di bumi oleh manusia biasa :
ü Yohanes, 1:18 à “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah.”
ü 1Timotius, 6:16 à “Dan memang manusia tidak dapat melihat Dia/Allah.”
ü Kel 19:24 à “Rakyat tidak boleh menghadap Tuhan, supaya jangan dilanda-Nya.”
ü Kel 20:19 à “Janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.”
ü Kel 33:20-23 à “Tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.”
Yesus mengatakan bahwa dirinya hanya seorang Rasul/Nabi/utusan Tuhan/pemimpin :
• Yohanes, 12:49 à “Bapa/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Matius, 15:24-26 à “Aku diutus hanya kepada … umat Israel .” = Rasul Allah.
• Yohanes, 17:3 à “Yesus yang telah Engkau (Allah) utus.” = Rasul Allah.
• Matius, 10:40 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Matius, 23:10 à “Hanya satu pemimpinmu yaitu Mesias.” = hanya Pemimpin umat.
• Markus, 6:4-6a à “Yesus berkata bahwa dirinya hanya seorang Nabi.” = Nabi Allah.
• Lukas, 4:18 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Lukas, 4:24 à “Yesus berkata bahwa dirinya hanya seorang Nabi.” = Nabi Allah.
• Lukas, 4:43 à “Untuk itulah aku diutus.” = Rasul Allah.
• Lukas, 7:16 à “Yesus membenarkan orang yang mengatakan dirinya hanya Nabi.”
• Lukas, 7:39 à “Yesus diam saja, ketika orang menyebut dirinya hanya seorang Nabi.”
• Lukas, 9:48 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Lukas, 10:16 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 4:34 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 4:44 à “Yesus bersaksi bahwa dirinya hanya seorang Nabi.” = Nabi Allah.
• Yohanes, 4:19 à “Yesus membenarkan wanita yang menyebut dirinya hanya Nabi.”
• Yohanes, 6:38 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 6:39 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 6:57 à “Bapa/Allah mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 7:16 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 7:33 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 8:29 à “Dia/Allah yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 8:18 à “Bapa/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 9:4 à “Dia/Allah yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 11:42 à “Engkaulah (Allah) yang mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Yohanes, 17 :6-9 à “Engkaulah (Allah) yang telah mengutus aku.” = Rasul Allah.
• Semua yang diutus Tuhan adalah hamba Tuhan : Mat 12:17 & Kis 4:27.
• Hamba Tuhan tidak pantas disebut sebagai Tuhan: Mat 19:17 & Luk 18:18 & Mark 10:18.
Nah semua dalil yg menunjukkan bahawa Yesus bukan Tuhan,dan Tuhan tidak akan sama dengan manusia bertaraf pasti lafzi.Tidak menerima tafsiran selain daripada perkataan asalnya.
Parhobas says:
@Ilham
saya tidak melihat Anda menggunakan 3 dalil Anda untuk menyelesaikan ayat kutipan saya…
bisa tidak?
kalau ANda menolak ayat kutipan saya, oke silahkan kita ikuti ayat kutipan Anda berikut:
Dia berkata: “Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal, jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu, sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” [Yohanes 14: 2]
kalau saya pakai 3 dalil Anda begini, itupun saya sejajarkan dengan keraguan Anda akan YESUS…:
1)Dalil yg pasti lafzi
kebenarna utama apa yang ada di ayat itu? yaitu:
a. Di sorga ada tempat tinggal
b. Di sorga adalah tempat Bapa
di sini memang tidak ada pertanyaan, sebab itu adalah kebenaran mutlak…
2)Dalil pasti maknawi
a. YESUS mengetahui secara pasti kondisi sorga, sehingga IA dapat bercerita secara pasti sorga itu
nah di sini kita akan bertanya apa maksudnya dan kenapa YESUS sampai tahu betul kondisi sorga…
nah untuk itu kita harus meluncur ke Yohanes 1, di situ dikatakan YESUS adalah FIRMAN ALLAH Yang menjadi manusia…
karena Firman ALLAH adalah ALLAH dan ALLAH tentu tahu sorga secara mendetail.. sehingga makna dari ayat ini lebih condong kepada bahwa YESUS adalah berasal dari sorga, dan tentu yang mengerti sorga dan berasal dari sorga adalah ALLAH…
3)Dalil samar
a. Yesus menyediakan tempat di sorga
nah jika dihubungkan dengan dalil 2 di atas dan tentu dalil 1 maka sangat jelas kita ketahui ALLAH-lah yang berotoritas di sorga, masa ada manusia dengan kekuatannya sendiri mampu ‘menyediakan’ sesuatu di sorga?… yang mampu ‘mengubah’ sorga adalah ALLAH itu sendiri…
jadi YESUS adalah ALLAH YANG ESA dengan BAPA…
saya kira begitu seh dalilnya bekerja…
timbul pertanyaan….
kenapa Anda senang menetapkan dalil Anda dengan tidak benar? contoh
dikatakan YESUS adalah FIRMAN Allah yang menjadi manusia (paling tidak selama 33 tahun),… lalu kenapa ke-TUHANAN- YESUS itu Anda benturkan dengan didalamkeadaanNYA yang sedang di dalam manusia? itu metodenya salah…
sama salahnya ANda ketika berkata bahwa kata “DAUD” adalah bahasa Ibrani…
tolong koreksi pengetahuan Anda, jujurlah… tidak usah mempertahankan sesuatu yang menguntungkan Anda tetapi pada akhirnnya kita ketahui ternyata salah ok bung
salam
Ilham Othmany says:
@ Parhobass
Dalil pasti lafzi-
Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?( Yesaya 46:5)
1)Tuhan melarang diriNya disamakan dengan sesuatu
2)Tuhan sendiri tidak akan melakukan perkara yg menyebabkan Dia dapat disamakan dengan sesuatu.
Berdasarkan dalil di atas dapat ditarik kesimpulan Tuhan tidak mungkin menjadi sesuatu yg serupa makhluknya sehingga nanti Dia akan dianggap sama dengan makhluk.Oleh itu Tuhan tidak mungkin akan menjadi serupa manusia.
Contoh lain:
“Mengapa kau katakan aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah.” Markus, 10:18
Ayat diatas secara pasti dan lafzi yesus menolak dirinya sebagai baik dan sekaligus menolak dirinya adalah Allah.
Daripada dua contoh diatas al kitab secara pasti dan lafzi menolak bahawa Allah akan menjadi manusia dan menolak bahawa yesus adalah Allah.Oleh karena ayat diatas adalah pasti dan lafzi maka dalilnya adalah kuat dan sepatutnya dijadikan landasan di dalam mentafsirkan apa saja ayat yg lain di alkitab yg terkait dengan ketuhanan.
Misalnya ayat yg Yohannes:1
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Yohanes 14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Ayat Yohanes 1 dan Yohanes 14 itu yg oleh orang kristian ditafsirkan sebagai menyatakan ketuhanan Yesus kalau dilihat dari segi aturan pendalilan yg benar hendaklah mengambil kira ayat-ayat ( Yesaya 46:5) dan Markus, 10:18 yaitu Allah tidak mungkin menjadi manusia dan Yesus itu bukan Allah sehingga Yohanes 1 dapat diartikan bahawa Allah telah berjanji sejak azali(pada mulanya adalah firman) dan dalam Yohanes 14 menerangkan janji Allah itu digenapi dengan mengutus Yesus sebagai nabi…. dan perkataan anak tunggal tidak boleh diartikan secara harfiah bahkan maksudnya ialah orang/makhluk yg berpangkat nabi yg dikasihi Allah.Lihat bagaimana perkataan anak yg digunakan ke atas selain yesus di banyak tempat di dalam Al kitab.
Soal Yesus mengetahui keadaan surga itu dapat dipahami dengan mudah bahawa Yesus telah diberitahu oleh Allah keadaan surga itu.Kan dia nabi yg mendapat wahyu?Makanya pengetahuannya tentang surga tidak mengindikasikan ketuhanannya karena siapa saja bisa mengetahui keadaan disurga jika diberitahu oleh Allah.Soal yesus melakukan keajaiban juga dapat dipahami dengan mudah yaitu itu adalah mukjizat yg dikurniakan Allah kepada yesus dan berlakunya itu bukan dengan kuasa Yesus tetapi dengan kuasa Allah.Seperti mukjizat membelah laut berlaku ke atas Musa yg dilakukan oleh Allah tapi hanya lewat Musa.Bukan dengan kuasa Musa.Sama mukjizat yesus bukan dengan kuasa Yesus.
Satu lagi kesilapan anda dan lain-lain kristiani ialah tentang memahami sifat dan kalam Allah.Apabila kita mengatakan Allah itu bersifat berkata-kata maka dalam pikiran anda seolah –olah dua perkara iaitu Allah dan berkata-kata.Seolah –olah wujud semacam dualisme antara Allah dan firmanNya padahal tidak.Seolah-olah bagi anda sifat kalam Allah mempunyai wujud yg asing sendiri lalu bersatu dengan zat Allah seperti bercampurnya gula di dalam air.Padahal hakikatnya kalam Allah itu tidak mempunyai wujud yang asing sendiri sebaliknya ia hanyalah makna bagi zat Allah yg berkata-kata.Sifat2 Allah hanyalah makna kepada zat Allah termasuklah sifat kalam dan firman itu.Anda tahukan apa yg dikatakan ‘makna’?Seperti pokok di dalam bahasa Indonesia bila hendak dimaknakan kita akan menyebut semua sifat-sifatnya seperti kita kata tumbuhan yg berakar, berbatang ,berdahan beranting dan berdaun.Di dalam hal ini adanya batang ,akar,dahan ,ranting dan daun adalah diri pokok itu sendiri yaitu merujuk zat yg sama.Tidak ada dualisme antara pokok dan batangnya seperti tidak ada dualisme antara Allah dan firmannya.Jadi adalah mustahil firman Allah akan menjadi suatu yg lain karena ini samalah seperti kita katakan Allah sendiri menjadi yg lain.Perkara ini adalah mustahil.Bahkan nas al kitab terang-terangan menolak perkara ini.Ingat lagi
Yesaya 46:5 Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?Jadi firman Allah yg menjadikan manusia itu hakikatnya tidak menjadi manusia tetapi manusia itu dijadikan Allah dengan Allah itu berfirman kun yaitu jadilah maka jadilah manusia itu.Tetapi sayang,orang kristian memahamkan firman itu ‘bertukar’ menjadi jasad manusia.Inilah kesilapan yg dilakukan oleh orang kristian termasuk anda.
Jika firman benar-benar telah menjadi manusia yaitu manusia Yesus, berarti Yesaya 46:5 akan terbuang dan sia-sia.Begitu juga markus 10:18 akan terbuang dan sia-sia.
Cosmic boy says:
@ ilham,
Ayat2 dari Injil Yuhana yg dikutip2 anda itu tidak menjadi masalah. Firman kekal yang mengambil tubuh manusia itu berperan sebagai Imam, Raja dan Nabi. Khususya peran Nabi, itu sudah dijelaskan d Injil Yuhana Fasal 1. Sila baca siapa Firman kekal itu sesudah menjadi manusia, nabi sudah tentunya…dan sebagai nabi, itu wajar.
Saya tidak terkesan dgn pengetahuan anda ttg kekristenan. Bagi saya sangat minim sekali apalagi dalam hal menafsir Injil.
Jadi saran saya, bacalah Injil dgn hati yg damai. Hati yg damai membebaska kita dari pembodohan itu!
Ilham Othmany says:
Kita hanya punya dua pilihan.Samada Yuhana fasal 1 ditafsirkan dengan tafsiran yg tidak membawa kepada ketuhanan yesus atau injil mempunyai pertentangan dengan PL (Yesaya 46:5) atau dengan Markus 10:18 sebagai pertentangan yg tidak bisa diharmonikan.Jika memilih yg pertama berarti Yesus bukan Tuhan dan isu penebusan dosa adalah rekayasa.Jika memilih yg kedua berarti injil mengandungi kesalahan.Dan kitab yg mengandungi kesalahan bukanlah sebuah kitab yg datang dari Tuhan-Ok Case closed!
Cosmic boy says:
@ ilham,
Yuhana fasal 1 tidak sama sekali bertentangan dgn Yesaya 46:5 dan Markus 10:18.
Yesaya 46:5, Allah dan Firman-Nya tidak terpisah, tidak terceraikan, esa/satu/tunggal adanya. Jadi dimana pertentangannya. Karena satu, sah2 saja Allah mengatakan tidak ada yg dapat disamakan dengan Dia!
Markus 10:18, Yesus tidak mengatakan Dia tidak baik! Apa anda bersetuju Yesus tidak baik? Hanya karena Allah itu baik bukan bermakna Yesus tidak baik, mengerti bro?
Jadi, saran saya, bacalah Injil dgn hati yg damai. Hati yg damai membebaskan kita dari pembodohan itu.
Salam-syalom.
Parhobas says:
@Ilhamwadduh sekarang bergeser lagi ayat kutipannya…
Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?( Yesaya 46:5)
1)Dalil yg pasti lafzi
Tidak ada allah selain ALLAH yang berfirman kepada YESAYA
nah di sini sangat jelas, kebenaran utama adalah bahwa TUHAN yang disebut YHWH adalah TUHAN yang Benar, dan tidak ada allah lain selain ALLAH ISRAEL
2)Dalil pasti maknawi
Yesus dikatakan adalah Tuhan…
apakah ada TUHAN dan ada Tuhan sehingga ada 2 TUHAN?
nah ALLAH Israel yang berfirman kepada YESAYA adalah orang Yahudi,… dan orang Yahudi yang sama yang percaya kepada Tuhan YESUS…
ternyata dapat dijelaskan kenapa Yesus disebut Tuhan, baca Yohanes pasal 1, bahwa Firman TUHAN-lah yang menjadi daging, menjadi manusia yang disebut YESUS…
jadi kebenaran utama yang di nomor 1 masih benar, dan kebenaran nomor 2 ini juga benar, sebah YESUS adalah Firman TUHAN, dan TUHAN tidak ada yang seperti DIA, contohnya FIRMANNYA bisa menjadi manusia,
emang ada allah lain yang seperti ALLAH, yang FirmanNYA bisa jadi manusia?
TIDAK ADA…
3)Dalil samar
YESUS pernah dan sering berkata bahwa IA adalah utusan…
kembalik ke Yohanes 1 atau seluruh Kitab Injil pasal awal (Lukas, Matius, dan Markus), yang menjelaskan bahwa YESUS adalah dikandung daripada Roh Kudus,… artinya memang Firman ALLAH telah diutus untuk menjadi manusia untuk keperluan meyelamatkan umat ALLAH…
kembali kepertanyaan,
siapa allah yang seperti ALLAH ISRAEL, yang FirmanNYA bisa jadi manusia?… jawabnya tidak ada.. TIDAK ADA ALLAH seperti ALLAH ISRAEL…
sehingga dari 3 kebenaran di atas didapat
kalau ada allah yang mengaku ALLAH dan ternyata bukan ALLAH ISRAEL, berarti ia bukan ALLAH YANG TIDAK ADA DUANYA itu, sebab ALLAH ISRAEL hanya SATU, ESA.. tidak ada allah yang seperti ALLAH ISRAEL
itulah 3 kebenaran yang harus Anda dalami,
berani?
salam
Ilham Othmany says:
@ cosmicSaya tidak melihat jawapan anda itu selain pembenaran bukan kebenaran.Sudah sah-sah yesus bertanya “mengapa kamu katakan aku yg baik …”Ini adalah pertanyaan yg bermaksud penafian yaitu Yesus menafikan dirinya baik.Kemudian berkata lagi “..tidak ada yg baik selain Allah”Perkataan ‘selain’ tambah menguatkan lagi keesaan Allah dan menafikan dirinya sebagai baik dan sekaligus sebagai Tuhan.TentuAllah.Ini adalah kata-kata utk mendidik pengikutnya supaya dalam mensifatkan baginda sebagai baik,jangan sampai menyamakan dirinya dengan Allah karena tidak ada yg sempurna melainkan Allah.Seolah-olah baginda coba mengatakan walau siapa pun baik tetaplah tidak sebaik Allah karena hanya dia yg sempurna.Saya kira udah jelas. baginda seorang yg baik karena yg dimaksudkan dengan sabdanya itu ialah penafian kesempurnaan yang berarti tidak ada yg maha baik yg sempurna melainkan
@ Parhobass
Saya juga tidak melihat jawapan anda melainkan pembenaran bukan kebenaran.Ungkapan “kepada siapakah kamu hendak menyamakan aku…” juga merupakan pertanyaan yg bermaksud penafian yakni tidak ada siapa siapa pun yg boleh disamakan dengan Tuhan.Kalau Tuhan melarang Dirinya daripada disamakan dengan siapa siapa pun, adalah mustahil Tuhan pula yg hendak menyamakan Dirinya dengan manusia dengan menjadi manusia sehingga Dia lemah sepertimana manusia lemah,sakit sepertimana manusia sakit dan mati sepertimana manusia mati.Itu dari segi kitabiah.Ada pun dari segi akliah memang mustahil Tuhan menjadi lain,karena Dia Maha Sempurna dan kesempurnaanNya adalah mutlak.
Saya memang membaca Bible dengan hati yg damai.Yg sebenarnya anda berdualah yg tidak membaca dengan hati yg damai.Semoga anda berdua mendapat hidayah dari Allah.
Parhobas says:
@ilhamjika TUHAN (YHWH) berfirman TIDAK ADA Yang seperti DIA,
mustahil juga ada allah lain yang mengaku YHWH bukan?
karena Anda memandang YESUS bukan YHWH maka Anda merasa kutipan Yesaya itu kontra terhadap keesaan TUHAN,
tetapi coba maknai dan pandang YESUS dari Yohanes 1
yaitu Firman ALLAH telah menjadi manusia, diberi nama YESUS…
itu bukan pembenaran, tetapi kebenaran…
dan kebenaran lainnya adalah..
jika Firman ALLAH menjadi manusia dan diberi nama YESUS
dan tiba2 ada wahyu yang mengatakan Firman Allah bukanlah ALLAH, maka wahyu itu pasti secara tersirat mengatakan bahwa TUHAN (YHWH) bukanlah ALLAH…
dan secara tersirat lagi mengatakan bahwa kutipan Yesaya di atas adalah tidak benar…
bisa melihat seperti itu?
saya kira tidak akan, karena Anda telah percaya kepada allah yang mengaku-ngaku YHWH…
salam
Ilham Othmany says:
@ Parhobass
Perhatikan lagi kutipan Yesaya 46:5 Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?
Jelas-jelas di dalam ayat tersebut Tuhan melarang Dia disamakan dengan seorang jua pun.Dan kesamaan itu bukan semata-mata dari segi nama dan pengakuan, bahkan dari segi hakikat wujud.Yakni jangan samakan hakikat wujud Tuhan dengan hakikat wujud makhluknya seorang atau suatu pun.Perhatikan perkataan yg digunakan ialah “membandingkan dan mengumpamakan Aku sehingga kami sama?
Kalau anda fahamkan firman benar-benar telah menjadi manusia anda salah karena firman adalah sifat Tuhan.Sifat kalam Tuhan tidak mempunyai hakikat wujud.Ia hanyalah makna kepada zat Tuhan yg berkata-kata.Dibezakan sifat kalam dengan Tuhan itu hanyalah disegi khabariah yakni dari segi perkhabaran dan pembicaraan. Bukan hakiki.Nanti jika anda ketemu Tuhan anda tidak melihatnya Tuhan yg bersifat berkata-kata tapi yg anda lihat ialah “Yang berkata-kata itulah Tuhan”.Yg wujud hanyalah Tuhan.Adapun berkata-kata itu adalah keadaanNya dan tidak mempunyai hakikat wujud.Kalau anda fahamkan Allah sendiri menjadi Yesus ini pun salah berdasarkan Yesaya 46:5.Mau tidak mau Firman yg telah menjadi manusia itu harus diartikan secara kiasan yg berarti Manusia itu telah diciptakan Allah dengan Allah berfirman “jadilah!” lalu jadilah manusia itu.Jadi manusia itu bukan Allah dan bukan firman Allah,tapi hanyalah makhluk yg dicipta dengan firmanNya.Coba perhalusi dengan seksama.Anda akan tau kebenarannya.
Perhatikan lagi kutipan Yesaya 46:5 Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?
Jelas-jelas di dalam ayat tersebut Tuhan melarang Dia disamakan dengan seorang jua pun.Dan kesamaan itu bukan semata-mata dari segi nama dan pengakuan, bahkan dari segi hakikat wujud.Yakni jangan samakan hakikat wujud Tuhan dengan hakikat wujud makhluknya seorang atau suatu pun.Perhatikan perkataan yg digunakan ialah “membandingkan dan mengumpamakan Aku sehingga kami sama?
Kalau anda fahamkan firman benar-benar telah menjadi manusia anda salah karena firman adalah sifat Tuhan.Sifat kalam Tuhan tidak mempunyai hakikat wujud.Ia hanyalah makna kepada zat Tuhan yg berkata-kata.Dibezakan sifat kalam dengan Tuhan itu hanyalah disegi khabariah yakni dari segi perkhabaran dan pembicaraan. Bukan hakiki.Nanti jika anda ketemu Tuhan anda tidak melihatnya Tuhan yg bersifat berkata-kata tapi yg anda lihat ialah “Yang berkata-kata itulah Tuhan”.Yg wujud hanyalah Tuhan.Adapun berkata-kata itu adalah keadaanNya dan tidak mempunyai hakikat wujud.Kalau anda fahamkan Allah sendiri menjadi Yesus ini pun salah berdasarkan Yesaya 46:5.Mau tidak mau Firman yg telah menjadi manusia itu harus diartikan secara kiasan yg berarti Manusia itu telah diciptakan Allah dengan Allah berfirman “jadilah!” lalu jadilah manusia itu.Jadi manusia itu bukan Allah dan bukan firman Allah,tapi hanyalah makhluk yg dicipta dengan firmanNya.Coba perhalusi dengan seksama.Anda akan tau kebenarannya.
Parhobas says:
@ilham
YESAYA 46:5 Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan
dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama? ALLAH hakikatNYA adalah ROH…
jika dikatakan ROH jangan lagi berpikir seperti benda-benda ciptaan, tetapi kita dapat memikirkan bahwa IA ADA… ADA… itulah sebabnya kata dasar ADA menjadi penting, dan Nama TUHAN dalam bahasa Ibrani sangat melekat dengan kata ADA…
ADA-NYA TUHAN ini hanya ADA pada DIA, tidak ada pada ciptaan…
salah satu buktinya apa?
yaitu ADA-NYA DIA bisa menjadi materi, dengan apa? dengan KUASANYA sebab IA MAHA KUASA..
sebagai contoh yang sederhana
ROH itu ibarat angin
tetapi oleh Kuasa ALLAH,
angin itu menjadi batu…
Firman ALLAH adalah ALLAH, untuk sederhananya Firman ALLAH adalah suatu bagian dari ALLAH YANG ESA itu…
nah ALLAH hakekatnya adalah ROH
nah FIRMAN ALLAH inilah yang menjadi manusia, dinamai YESUS…
karena ROH bisa menjadi manusia dan turut merasakan penderitaan manusia, maka memang tidak ada allah yang sanggup disamakan seperti ALLAH-nya YESAYA…
Karena Anda memandang Firman ALLAH tidak ESA dan memandang Firman ALLAH bukan ALLAH maka Anda berpikir bahwa YESUS bukanlah TUHAN…
Jadi Kristen itu bukan suatu upaya menyamakan YESUS dengan ALLAH… melainkan suatu kepercayaan bahwa ALLAH YANG ESA itu, melalui FirmanNYA telah menjadi manusia, sama seperti kita, untuk membuktikan bahwa IA ADIL dan IA JURU SELAMAT…
jadi kepercayaan Anda itu adalah kepercayaan yang menolak ALLAH ISRAEL, ALLAH SEMESTA ALAM… dan kalau Anda bisa berpikir sampai di sana jangan lagi ada upaya dari ANda menyamakan allah ANda dengan ALLAH ISRAEL, sebab Anda sudah mengutik ayat dari YESAYA, yang mengatakan tidak ada allah selain YHWH…
tidak ada alllah selain ALLAH ISRAEL…
nah jika sudah paham begini, semoga Anda puas dengan agama Anda tanpa harus menyentuh2 ALKITAB, sebab jika Anda berani membaca Alkitab, Anda harus berani melepaskan iman ANda, karena semakin nyata kesalahan masing-masing, sebab ALLAH YANG berfirman di ALKITAB tidak menyukai kebohongan…
salam
Ilham Othmany says:
@Parhobass
Anda kata
YESAYA 46:5 Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?
ALLAH hakikatNYA adalah ROH…
jika dikatakan ROH jangan lagi berpikir seperti benda-benda ciptaan, tetapi kita dapat memikirkan bahwa IA ADA… ADA… itulah sebabnya kata dasar ADA menjadi penting, dan Nama TUHAN dalam bahasa Ibrani sangat melekat dengan kata ADA…
Tanggapan saya:Saya tidak menyamakan Tuhan itu dengan benda-benda ciptaan.Malahan kutipan Yesaya yg saya kutip itu membuktikan saya selari dengan Al kitab bahawa Allah tidak mungkin akan berwujud manusia karena Dia ssendiri melarang dirinya disamakan dengan sesiapapun oleh itu adalah mustahil Dia pula akan membuat diriNya sama seperti manusia.Terserah seseorang itu mengistilahkan Allah itu apa.Adakah Dia itu Zat?Ataukah Dia itu roh?Ataukah Dia itu sosok?Itu bagi saya tidak menjadi masalah karena itu adalah istilah yg digunakan bagi keberadaan Allah itu..Yg penting bukan istilah tetapi makna yg dipahami di sebalik istilah itu.Islam mengistilahkan keberadaan/wujud Allah itu sebagai zat karena scara bahasa (Arab)zat adalah sesuatu yg dapat diperihalkan. Apa saja yg dapat diperihalkan adalah zat seperti dikatakan Allah itu berkuasa,Allah itu berkehendak,Allah itu mengetahui dan seterusnya.Batu juga adalah zat karena batu itu dapat diperihalkan seperti kita kata batu itu keras,batu itu besar dan seterusnya.Secara umum semua yg dapat diperihalkan adalah zat.Namun Zat Allah itu tidak sama dengan zat benda atau makhluk karena zat Allah itu adalah zat yg menjadikan.dan zat makhluk pula adalah zat yg dijadikan.Tidakdijadikan.Zat yg menjadikan tidak terbatas wujudnya dalam arti kata zat yang menjadikan itu tiada sisi “ketiadaan”(adamiah) bagi wujudnya .Perlu saudara pahami tidak terbatas yg maksud saya itu adalah tidak terbatas WUJUDNYA bukan tidak terbatas fisiknya karena Zat Allah tidak berupa fisik.Jangan anda pahamkan pula saya beranggapan zat Allah itu luas seperti hamparan.Bukan begitu, ya…Ketidakterbatasan itu adalah mengacu kepada WUJUD yg berarti bahawa wujud Allah itu tidak ada samasekali sisi/unsur ketiadaan.Zat makhluk pula terbatas wujudnya dalam artikata ada sisi ketiadaan bagi wujudnya.Sebagai contoh makhluk hanya ada setelah dicipta.Sebelum dicipta makhluk itu tiada.Nah! Itu adalah sisi ketiadaannya yg pertama.Adapun Allah itu kadim tidak berpermulaan.Jadi tiada sisi ketiadaan bagi Allah.Makhluk akan berakhir atau berobah.Nahlain.Nah itu adalah sisi ketiadaannya yg ketiga.Adapun Allah pula tidak bertempat bahkan tempat itu sendiri ciptaan Allah dan Allah telah ada sebelum adanya tempat.Segala tempat sama saja bagi Allah samada dekat atau jauh.Tidak ada jauh atau dekat bagi Allah.Mungkin ada yg bertanya, bagaimana dapat diketahui zat Allah itu tidak bermulaan,tidak berkesudahan tidak bertempat.?Jawabnya,zat Allah memang tidak dapat diketahui karena kita tidak layak mengenali DiriNya seperti Dia mengenali Dirinya sendiri.Kita disuruh mengenal Allah sehingga kita tahu bahawa zatNya itu memang tidak dapat dikenal.Tahu kita tentang Allah itulah jahil kita tentang Allah dan jahil kita tentang Allah itulah tahu kita tentang Allah.Kita hanya diberitahu Dia itu pencipta alam semesta, berkuasa ,bijaksana dan lain-lain lewat kitab yg diturunkannya dan tanda-tanda kejadian alam.Intinya zat Allah tidak sama seperti zat yg lain-lain.Samalah seperti anda yg menganggap Allah adalah roh.Tentu anda tidak menganggap Allah yg dikatakan roh itu sama seperti semacam roh –roh halus dan sebagainya.Tentulah yg anda maksudkan Allah itu adalah yg maha hidup dan dariNyalah asal segala kehidupan.Muslim juga yakin Allah itu Maha Hidup tetapi hidup Allah itu bukan dengan roh.Allah itu dikatakan maha Hidup karena beraktifitas dengan aktifitas hidup dan bersifat dengan sifat idrak(daya tanggap) seperti berkuasa,berkehendak,mengetahui,melihat,mendengar,berkata-kata,mengasihi dan lain-lain.Tetapi hidupnya Allah itu tidak dengan roh berbeda dengan Nasrani yg menganggap Allah itu adalah roh itu sendiri.Jadi apabila saya mengutip Yesaya 46:5 yg melarang Allah itu disamakan dengan yg lain saya yakin ayat tersebut benar dan dimaksudkan dengan lafaznya yg asli tanpa perlu ditafsirkan karena jelas itu bukan kiasan karena bersetuju dengan hakikat Allah itu sendiri yang memang tidak sama dengan yg lain dan ketidaksamaan itu bukan sekadar ketidaksamaan dari segi nama dan pengakuan semata-mata malah tidak sama dari segi hakikat wujud.Oleh itu saya yakin dan sepatutnya saudara pun mesti yakin bahawa Allah tidak mungkin menjelma menjadi makhluk yg berpermulaan,berobah,berakhir dan bertempat setelah Dia sendiri jelas-jelas melarang kita dari menyamakan DiriNya dengan yg lain.Adapun Yohanes fasal satu adalah dalil yg lemah utk ketuhanan Yesus karena ia boleh ditafsirkan kepada dua tafsiran samada yg dimaksudkan dengan menjadi itu dengan arti yg hakiki yaitu firman itu memang betul-betul menjadi manusia atau boleh juga ditafsirkan perkataan menjadi itu secara kiasan yg berarti menjadikan.Namun berdasarkan Yesaya 46:5 yg tidak membolehkan kita menyamakan kewujudan Allah itu dengan kewujudan manusia maka dengan sendirinya tafsiran dengan arti yg hakiki itu tertolak dan jadilah maksudnya tidak lain adalah kiasan yaitu firman itu tidak menjadi manusia tetapi yg dimaksud ialah firman itu menjadikan manusia. Ini adalah sama seperti kita mengatakan bagi seseorang yg suka membuang masa “janganlah kamu membuang masa.Masa itu sangat berharga.Tukarkanlah ia menjadi emas!” Adakah kita maksudkan dengan perkataan “menjadi” itu dengan masa itu menjadi emas sesungguhnya?Tentulah tidak.Tentulah maksudnya ialah supaya dia menggunakan masanya utk bekerja sehingga menghasilkan emas/uang.Jadi firman yg menjadi manusia seperti Yohanes fasal 1 itu tentulah dimaksudkan sebagai firman itu menghasilkan/menjadikan manusia.Lebih tepat lagi menghasilkan/menjadikan Yesus.Penafsiran ini perlu supaya YESAYA 46:5 tidak terbuang sia-sia.Juga
Anda kata:
ADA-NYA TUHAN ini hanya ADA pada DIA, tidak ada pada ciptaan…
salah satu buktinya apa?
yaitu ADA-NYA DIA bisa menjadi materi, dengan apa? dengan KUASANYA sebab IA MAHA KUASA..
sebagai contoh yang sederhana
ROH itu ibarat angin
tetapi oleh Kuasa ALLAH,
angin itu menjadi batu…
Tanggapan saya:
Saya tidak menafikan bahawa Allah maha kuasa.Tentang ini kita sepakat.Tetapi apakah wilayah bagi kekuasaan Allah itu?Anda mengiktikadkan wilayah kekuasaan Allah itu meliputi hatta kepada diriNya sendiri.Berarti anda keliru karena dengan sendirinya anda menjadikan fungsi kuasa Allah bertentangan dengan pengertian kuasa itu sendiri.Saya memang tidak mengerti apa yg anda difinisikan sebagai kuasa.Para teolog Muslim mendifinisikan kuasa atau kudrat sebagai kemampuan Allah pada menjadikan sesuatu atau tidak menjadikan sesuatu.Apabila dikatakan Allah berkuasa menjadikan sesuatu tentulah sesuatu yg dijadikan itu ialah sesuatu yg belum ada lalu diadakan.Atau telah ada(tentunya adanya itu dengan kuasa Allah juga sebelumnya) lalu ditiadakan.Atau dikurangkan atau ditambahkan yakni kesempurnaannya.Inilah difinisi kekuasaan Allah.Oleh itu Zat/Diri Allah itu sendiri adalah terkeluar dari wilayah kekuasaan Allah karena Diri Allah itu kadim sudah sedia wujud dan tidak perlu kepada kuasa utk mewujudkan DiriNya.Diri Allah juga sudah sempurna dan tidak perlu ditambah lagi kesempurnaannya.Tidak dapat dikurangi karena karena tiap yg boleh berkurang secara akli dapat habis atau fana.Oleh itu mustahil Allah itu dapat habis atau fana walau secara teori sekalipun.Dengan bahasa yg mudah kewujudan Allah itu adalah kewujudan yg wajib dan mutlak dan tidak response kepada sebarang perubahan karena jikalau Allah itu dapat berubah dari sempurna kepada kurang sempurna maka secara teori Allah itu dapat dihabisi dan zatNya yg suci dapat disentuh oleh kekurangan.Sudah pasti ini adalah perkara yg mustahil dikatakan pada Zat Allah yg suci.Jikalau kesempurnaannya dapat bertambah berarti wujudNya sebelum ini adalah wujud yg kurang sempurna sehingga dapat bertambah kesempurnaanNya itu.Ini pun mustahil dikatakan pada Allah.Saya heran dengan hujjah sesetengah orang kristian yg mengatakan bahawa segala sesuatu tidak ada yg mustahil bagi Allah.Jika begitu dapatkah Allah memfanakan diriNya sendiri sehingga Allah itu binasa dan kita semua tidak bertuhan lagi?Tentu orang-orang kristian tidak ada yg berani menjawabnya karena jika mereka bersetuju dengan cadangan itu berarti ini adalah satu kekufuran yg tidak boleh dimaafkan.Sebab itulah kami para muslim berkeyakinan bahawa wilayah kekuasaan Allah hanya sebatas kepada makhlukNya dan adalah suatu perkara yg irrelevant utk dihubung-hubungkan bagi mengubah atau me ‘repair’ dirinya sendiri.Apakah ini berarti saya telah membataskan kekuasaan Allah.Tidak!Itu tidak dinamakan membataskan kekuasaan Allah tetapi itu adalah meletakkan fungsi kuasa Allah pada landasan dan tempat yg betul.Sama kita kata Allah mendengar segala suara dan Allah melihat segala rupa.Kita tidak boleh mengatakan Allah mendengar segala rupa dan Allah melihat segala suara.Bila kita kata pendengaran Allah tidak mencapai segala rupa,maka adakah itu dikira membataskan pendengaran Allah?Tentu tidak.Malahan dengan begitu kita telah meletakkan wilayah sifat Allah itu pada tempatnya yang betul.Yang dikatakan membataskan pendengaran Allah itu begini:Ada suara yg sepatutnya layak didengarkan oleh Allah tapi Allah tidak mendengarnya.Atau Allah hanya mendengar yg dekat tidak mendengar yg jauh dan sebagainya.
Adapun tentang firman Allah adalah bagian dari Allah itu saya kira huraian saya pada jawapan yg lalu tentang apa yg dikatakan sifat Allah termasuk sifat kalam dan firman itu udah jelas.Silah anda teliti lagi.Jikalau anda tetap tidak bersetuju maka itu adalah terserah kepada anda sendiri. akan sama selama-lamanya antara zat yang menjadikan dengan zat yg berakhir dan berobah itu adalah sisi ketiadaannya yg kedua.Adapun Allah itu kekal tidak berakhir dan berobah.Makhluk itu bertempat.Apabila makhluk itu bertempat pada satu satu tempat tertentu berarti dia tidak berada pada tempat supaya ayat-ayat lain yg semakna dengan Yesaya itu tidak terbuang sia-sia.
-->
Anda kata
YESAYA 46:5 Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?
ALLAH hakikatNYA adalah ROH…
jika dikatakan ROH jangan lagi berpikir seperti benda-benda ciptaan, tetapi kita dapat memikirkan bahwa IA ADA… ADA… itulah sebabnya kata dasar ADA menjadi penting, dan Nama TUHAN dalam bahasa Ibrani sangat melekat dengan kata ADA…
Tanggapan saya:Saya tidak menyamakan Tuhan itu dengan benda-benda ciptaan.Malahan kutipan Yesaya yg saya kutip itu membuktikan saya selari dengan Al kitab bahawa Allah tidak mungkin akan berwujud manusia karena Dia ssendiri melarang dirinya disamakan dengan sesiapapun oleh itu adalah mustahil Dia pula akan membuat diriNya sama seperti manusia.Terserah seseorang itu mengistilahkan Allah itu apa.Adakah Dia itu Zat?Ataukah Dia itu roh?Ataukah Dia itu sosok?Itu bagi saya tidak menjadi masalah karena itu adalah istilah yg digunakan bagi keberadaan Allah itu..Yg penting bukan istilah tetapi makna yg dipahami di sebalik istilah itu.Islam mengistilahkan keberadaan/wujud Allah itu sebagai zat karena scara bahasa (Arab)zat adalah sesuatu yg dapat diperihalkan. Apa saja yg dapat diperihalkan adalah zat seperti dikatakan Allah itu berkuasa,Allah itu berkehendak,Allah itu mengetahui dan seterusnya.Batu juga adalah zat karena batu itu dapat diperihalkan seperti kita kata batu itu keras,batu itu besar dan seterusnya.Secara umum semua yg dapat diperihalkan adalah zat.Namun Zat Allah itu tidak sama dengan zat benda atau makhluk karena zat Allah itu adalah zat yg menjadikan.dan zat makhluk pula adalah zat yg dijadikan.Tidakdijadikan.Zat yg menjadikan tidak terbatas wujudnya dalam arti kata zat yang menjadikan itu tiada sisi “ketiadaan”(adamiah) bagi wujudnya .Perlu saudara pahami tidak terbatas yg maksud saya itu adalah tidak terbatas WUJUDNYA bukan tidak terbatas fisiknya karena Zat Allah tidak berupa fisik.Jangan anda pahamkan pula saya beranggapan zat Allah itu luas seperti hamparan.Bukan begitu, ya…Ketidakterbatasan itu adalah mengacu kepada WUJUD yg berarti bahawa wujud Allah itu tidak ada samasekali sisi/unsur ketiadaan.Zat makhluk pula terbatas wujudnya dalam artikata ada sisi ketiadaan bagi wujudnya.Sebagai contoh makhluk hanya ada setelah dicipta.Sebelum dicipta makhluk itu tiada.Nah! Itu adalah sisi ketiadaannya yg pertama.Adapun Allah itu kadim tidak berpermulaan.Jadi tiada sisi ketiadaan bagi Allah.Makhluk akan berakhir atau berobah.Nahlain.Nah itu adalah sisi ketiadaannya yg ketiga.Adapun Allah pula tidak bertempat bahkan tempat itu sendiri ciptaan Allah dan Allah telah ada sebelum adanya tempat.Segala tempat sama saja bagi Allah samada dekat atau jauh.Tidak ada jauh atau dekat bagi Allah.Mungkin ada yg bertanya, bagaimana dapat diketahui zat Allah itu tidak bermulaan,tidak berkesudahan tidak bertempat.?Jawabnya,zat Allah memang tidak dapat diketahui karena kita tidak layak mengenali DiriNya seperti Dia mengenali Dirinya sendiri.Kita disuruh mengenal Allah sehingga kita tahu bahawa zatNya itu memang tidak dapat dikenal.Tahu kita tentang Allah itulah jahil kita tentang Allah dan jahil kita tentang Allah itulah tahu kita tentang Allah.Kita hanya diberitahu Dia itu pencipta alam semesta, berkuasa ,bijaksana dan lain-lain lewat kitab yg diturunkannya dan tanda-tanda kejadian alam.Intinya zat Allah tidak sama seperti zat yg lain-lain.Samalah seperti anda yg menganggap Allah adalah roh.Tentu anda tidak menganggap Allah yg dikatakan roh itu sama seperti semacam roh –roh halus dan sebagainya.Tentulah yg anda maksudkan Allah itu adalah yg maha hidup dan dariNyalah asal segala kehidupan.Muslim juga yakin Allah itu Maha Hidup tetapi hidup Allah itu bukan dengan roh.Allah itu dikatakan maha Hidup karena beraktifitas dengan aktifitas hidup dan bersifat dengan sifat idrak(daya tanggap) seperti berkuasa,berkehendak,mengetahui,melihat,mendengar,berkata-kata,mengasihi dan lain-lain.Tetapi hidupnya Allah itu tidak dengan roh berbeda dengan Nasrani yg menganggap Allah itu adalah roh itu sendiri.Jadi apabila saya mengutip Yesaya 46:5 yg melarang Allah itu disamakan dengan yg lain saya yakin ayat tersebut benar dan dimaksudkan dengan lafaznya yg asli tanpa perlu ditafsirkan karena jelas itu bukan kiasan karena bersetuju dengan hakikat Allah itu sendiri yang memang tidak sama dengan yg lain dan ketidaksamaan itu bukan sekadar ketidaksamaan dari segi nama dan pengakuan semata-mata malah tidak sama dari segi hakikat wujud.Oleh itu saya yakin dan sepatutnya saudara pun mesti yakin bahawa Allah tidak mungkin menjelma menjadi makhluk yg berpermulaan,berobah,berakhir dan bertempat setelah Dia sendiri jelas-jelas melarang kita dari menyamakan DiriNya dengan yg lain.Adapun Yohanes fasal satu adalah dalil yg lemah utk ketuhanan Yesus karena ia boleh ditafsirkan kepada dua tafsiran samada yg dimaksudkan dengan menjadi itu dengan arti yg hakiki yaitu firman itu memang betul-betul menjadi manusia atau boleh juga ditafsirkan perkataan menjadi itu secara kiasan yg berarti menjadikan.Namun berdasarkan Yesaya 46:5 yg tidak membolehkan kita menyamakan kewujudan Allah itu dengan kewujudan manusia maka dengan sendirinya tafsiran dengan arti yg hakiki itu tertolak dan jadilah maksudnya tidak lain adalah kiasan yaitu firman itu tidak menjadi manusia tetapi yg dimaksud ialah firman itu menjadikan manusia. Ini adalah sama seperti kita mengatakan bagi seseorang yg suka membuang masa “janganlah kamu membuang masa.Masa itu sangat berharga.Tukarkanlah ia menjadi emas!” Adakah kita maksudkan dengan perkataan “menjadi” itu dengan masa itu menjadi emas sesungguhnya?Tentulah tidak.Tentulah maksudnya ialah supaya dia menggunakan masanya utk bekerja sehingga menghasilkan emas/uang.Jadi firman yg menjadi manusia seperti Yohanes fasal 1 itu tentulah dimaksudkan sebagai firman itu menghasilkan/menjadikan manusia.Lebih tepat lagi menghasilkan/menjadikan Yesus.Penafsiran ini perlu supaya YESAYA 46:5 tidak terbuang sia-sia.Juga
Anda kata:
ADA-NYA TUHAN ini hanya ADA pada DIA, tidak ada pada ciptaan…
salah satu buktinya apa?
yaitu ADA-NYA DIA bisa menjadi materi, dengan apa? dengan KUASANYA sebab IA MAHA KUASA..
sebagai contoh yang sederhana
ROH itu ibarat angin
tetapi oleh Kuasa ALLAH,
angin itu menjadi batu…
Tanggapan saya:
Saya tidak menafikan bahawa Allah maha kuasa.Tentang ini kita sepakat.Tetapi apakah wilayah bagi kekuasaan Allah itu?Anda mengiktikadkan wilayah kekuasaan Allah itu meliputi hatta kepada diriNya sendiri.Berarti anda keliru karena dengan sendirinya anda menjadikan fungsi kuasa Allah bertentangan dengan pengertian kuasa itu sendiri.Saya memang tidak mengerti apa yg anda difinisikan sebagai kuasa.Para teolog Muslim mendifinisikan kuasa atau kudrat sebagai kemampuan Allah pada menjadikan sesuatu atau tidak menjadikan sesuatu.Apabila dikatakan Allah berkuasa menjadikan sesuatu tentulah sesuatu yg dijadikan itu ialah sesuatu yg belum ada lalu diadakan.Atau telah ada(tentunya adanya itu dengan kuasa Allah juga sebelumnya) lalu ditiadakan.Atau dikurangkan atau ditambahkan yakni kesempurnaannya.Inilah difinisi kekuasaan Allah.Oleh itu Zat/Diri Allah itu sendiri adalah terkeluar dari wilayah kekuasaan Allah karena Diri Allah itu kadim sudah sedia wujud dan tidak perlu kepada kuasa utk mewujudkan DiriNya.Diri Allah juga sudah sempurna dan tidak perlu ditambah lagi kesempurnaannya.Tidak dapat dikurangi karena karena tiap yg boleh berkurang secara akli dapat habis atau fana.Oleh itu mustahil Allah itu dapat habis atau fana walau secara teori sekalipun.Dengan bahasa yg mudah kewujudan Allah itu adalah kewujudan yg wajib dan mutlak dan tidak response kepada sebarang perubahan karena jikalau Allah itu dapat berubah dari sempurna kepada kurang sempurna maka secara teori Allah itu dapat dihabisi dan zatNya yg suci dapat disentuh oleh kekurangan.Sudah pasti ini adalah perkara yg mustahil dikatakan pada Zat Allah yg suci.Jikalau kesempurnaannya dapat bertambah berarti wujudNya sebelum ini adalah wujud yg kurang sempurna sehingga dapat bertambah kesempurnaanNya itu.Ini pun mustahil dikatakan pada Allah.Saya heran dengan hujjah sesetengah orang kristian yg mengatakan bahawa segala sesuatu tidak ada yg mustahil bagi Allah.Jika begitu dapatkah Allah memfanakan diriNya sendiri sehingga Allah itu binasa dan kita semua tidak bertuhan lagi?Tentu orang-orang kristian tidak ada yg berani menjawabnya karena jika mereka bersetuju dengan cadangan itu berarti ini adalah satu kekufuran yg tidak boleh dimaafkan.Sebab itulah kami para muslim berkeyakinan bahawa wilayah kekuasaan Allah hanya sebatas kepada makhlukNya dan adalah suatu perkara yg irrelevant utk dihubung-hubungkan bagi mengubah atau me ‘repair’ dirinya sendiri.Apakah ini berarti saya telah membataskan kekuasaan Allah.Tidak!Itu tidak dinamakan membataskan kekuasaan Allah tetapi itu adalah meletakkan fungsi kuasa Allah pada landasan dan tempat yg betul.Sama kita kata Allah mendengar segala suara dan Allah melihat segala rupa.Kita tidak boleh mengatakan Allah mendengar segala rupa dan Allah melihat segala suara.Bila kita kata pendengaran Allah tidak mencapai segala rupa,maka adakah itu dikira membataskan pendengaran Allah?Tentu tidak.Malahan dengan begitu kita telah meletakkan wilayah sifat Allah itu pada tempatnya yang betul.Yang dikatakan membataskan pendengaran Allah itu begini:Ada suara yg sepatutnya layak didengarkan oleh Allah tapi Allah tidak mendengarnya.Atau Allah hanya mendengar yg dekat tidak mendengar yg jauh dan sebagainya.
Adapun tentang firman Allah adalah bagian dari Allah itu saya kira huraian saya pada jawapan yg lalu tentang apa yg dikatakan sifat Allah termasuk sifat kalam dan firman itu udah jelas.Silah anda teliti lagi.Jikalau anda tetap tidak bersetuju maka itu adalah terserah kepada anda sendiri. akan sama selama-lamanya antara zat yang menjadikan dengan zat yg berakhir dan berobah itu adalah sisi ketiadaannya yg kedua.Adapun Allah itu kekal tidak berakhir dan berobah.Makhluk itu bertempat.Apabila makhluk itu bertempat pada satu satu tempat tertentu berarti dia tidak berada pada tempat supaya ayat-ayat lain yg semakna dengan Yesaya itu tidak terbuang sia-sia.
Anda kata:
ADA-NYA TUHAN ini hanya ADA pada DIA, tidak ada pada ciptaan…
salah satu buktinya apa?
yaitu ADA-NYA DIA bisa menjadi materi, dengan apa? dengan KUASANYA sebab IA MAHA KUASA..
sebagai contoh yang sederhana
ROH itu ibarat angin
tetapi oleh Kuasa ALLAH,
angin itu menjadi batu…
Tanggapan saya:
Saya tidak menafikan bahawa Allah maha kuasa.Tentang ini kita sepakat.Tetapi apakah wilayah bagi kekuasaan Allah itu?Anda mengiktikadkan wilayah kekuasaan Allah itu meliputi hatta kepada diriNya sendiri.Berarti anda keliru karena dengan sendirinya anda menjadikan fungsi kuasa Allah bertentangan dengan pengertian kuasa itu sendiri.Saya memang tidak mengerti apa yg anda difinisikan sebagai kuasa.Para teolog Muslim mendifinisikan kuasa atau kudrat sebagai kemampuan Allah pada menjadikan sesuatu atau tidak menjadikan sesuatu.Apabila dikatakan Allah berkuasa menjadikan sesuatu tentulah sesuatu yg dijadikan itu ialah sesuatu yg belum ada lalu diadakan.Atau telah ada(tentunya adanya itu dengan kuasa Allah juga sebelumnya) lalu ditiadakan.Atau dikurangkan atau ditambahkan yakni kesempurnaannya.Inilah difinisi kekuasaan Allah.Oleh itu Zat/Diri Allah itu sendiri adalah terkeluar dari wilayah kekuasaan Allah karena Diri Allah itu kadim sudah sedia wujud dan tidak perlu kepada kuasa utk mewujudkan DiriNya.Diri Allah juga sudah sempurna dan tidak perlu ditambah lagi kesempurnaannya.Tidak dapat dikurangi karena karena tiap yg boleh berkurang secara akli dapat habis atau fana.Oleh itu mustahil Allah itu dapat habis atau fana walau secara teori sekalipun.Dengan bahasa yg mudah kewujudan Allah itu adalah kewujudan yg wajib dan mutlak dan tidak response kepada sebarang perubahan karena jikalau Allah itu dapat berubah dari sempurna kepada kurang sempurna maka secara teori Allah itu dapat dihabisi dan zatNya yg suci dapat disentuh oleh kekurangan.Sudah pasti ini adalah perkara yg mustahil dikatakan pada Zat Allah yg suci.Jikalau kesempurnaannya dapat bertambah berarti wujudNya sebelum ini adalah wujud yg kurang sempurna sehingga dapat bertambah kesempurnaanNya itu.Ini pun mustahil dikatakan pada Allah.Saya heran dengan hujjah sesetengah orang kristian yg mengatakan bahawa segala sesuatu tidak ada yg mustahil bagi Allah.Jika begitu dapatkah Allah memfanakan diriNya sendiri sehingga Allah itu binasa dan kita semua tidak bertuhan lagi?Tentu orang-orang kristian tidak ada yg berani menjawabnya karena jika mereka bersetuju dengan cadangan itu berarti ini adalah satu kekufuran yg tidak boleh dimaafkan.Sebab itulah kami para muslim berkeyakinan bahawa wilayah kekuasaan Allah hanya sebatas kepada makhlukNya dan adalah suatu perkara yg irrelevant utk dihubung-hubungkan bagi mengubah atau me ‘repair’ dirinya sendiri.Apakah ini berarti saya telah membataskan kekuasaan Allah.Tidak!Itu tidak dinamakan membataskan kekuasaan Allah tetapi itu adalah meletakkan fungsi kuasa Allah pada landasan dan tempat yg betul.Sama kita kata Allah mendengar segala suara dan Allah melihat segala rupa.Kita tidak boleh mengatakan Allah mendengar segala rupa dan Allah melihat segala suara.Bila kita kata pendengaran Allah tidak mencapai segala rupa,maka adakah itu dikira membataskan pendengaran Allah?Tentu tidak.Malahan dengan begitu kita telah meletakkan wilayah sifat Allah itu pada tempatnya yang betul.Yang dikatakan membataskan pendengaran Allah itu begini:Ada suara yg sepatutnya layak didengarkan oleh Allah tapi Allah tidak mendengarnya.Atau Allah hanya mendengar yg dekat tidak mendengar yg jauh dan sebagainya.
Adapun tentang firman Allah adalah bagian dari Allah itu saya kira huraian saya pada jawapan yg lalu tentang apa yg dikatakan sifat Allah termasuk sifat kalam dan firman itu udah jelas.Silah anda teliti lagi.Jikalau anda tetap tidak bersetuju maka itu adalah terserah kepada anda sendiri.
ADA-NYA TUHAN ini hanya ADA pada DIA, tidak ada pada ciptaan…
salah satu buktinya apa?
yaitu ADA-NYA DIA bisa menjadi materi, dengan apa? dengan KUASANYA sebab IA MAHA KUASA..
sebagai contoh yang sederhana
ROH itu ibarat angin
tetapi oleh Kuasa ALLAH,
angin itu menjadi batu…
Tanggapan saya:
Saya tidak menafikan bahawa Allah maha kuasa.Tentang ini kita sepakat.Tetapi apakah wilayah bagi kekuasaan Allah itu?Anda mengiktikadkan wilayah kekuasaan Allah itu meliputi hatta kepada diriNya sendiri.Berarti anda keliru karena dengan sendirinya anda menjadikan fungsi kuasa Allah bertentangan dengan pengertian kuasa itu sendiri.Saya memang tidak mengerti apa yg anda difinisikan sebagai kuasa.Para teolog Muslim mendifinisikan kuasa atau kudrat sebagai kemampuan Allah pada menjadikan sesuatu atau tidak menjadikan sesuatu.Apabila dikatakan Allah berkuasa menjadikan sesuatu tentulah sesuatu yg dijadikan itu ialah sesuatu yg belum ada lalu diadakan.Atau telah ada(tentunya adanya itu dengan kuasa Allah juga sebelumnya) lalu ditiadakan.Atau dikurangkan atau ditambahkan yakni kesempurnaannya.Inilah difinisi kekuasaan Allah.Oleh itu Zat/Diri Allah itu sendiri adalah terkeluar dari wilayah kekuasaan Allah karena Diri Allah itu kadim sudah sedia wujud dan tidak perlu kepada kuasa utk mewujudkan DiriNya.Diri Allah juga sudah sempurna dan tidak perlu ditambah lagi kesempurnaannya.Tidak dapat dikurangi karena karena tiap yg boleh berkurang secara akli dapat habis atau fana.Oleh itu mustahil Allah itu dapat habis atau fana walau secara teori sekalipun.Dengan bahasa yg mudah kewujudan Allah itu adalah kewujudan yg wajib dan mutlak dan tidak response kepada sebarang perubahan karena jikalau Allah itu dapat berubah dari sempurna kepada kurang sempurna maka secara teori Allah itu dapat dihabisi dan zatNya yg suci dapat disentuh oleh kekurangan.Sudah pasti ini adalah perkara yg mustahil dikatakan pada Zat Allah yg suci.Jikalau kesempurnaannya dapat bertambah berarti wujudNya sebelum ini adalah wujud yg kurang sempurna sehingga dapat bertambah kesempurnaanNya itu.Ini pun mustahil dikatakan pada Allah.Saya heran dengan hujjah sesetengah orang kristian yg mengatakan bahawa segala sesuatu tidak ada yg mustahil bagi Allah.Jika begitu dapatkah Allah memfanakan diriNya sendiri sehingga Allah itu binasa dan kita semua tidak bertuhan lagi?Tentu orang-orang kristian tidak ada yg berani menjawabnya karena jika mereka bersetuju dengan cadangan itu berarti ini adalah satu kekufuran yg tidak boleh dimaafkan.Sebab itulah kami para muslim berkeyakinan bahawa wilayah kekuasaan Allah hanya sebatas kepada makhlukNya dan adalah suatu perkara yg irrelevant utk dihubung-hubungkan bagi mengubah atau me ‘repair’ dirinya sendiri.Apakah ini berarti saya telah membataskan kekuasaan Allah.Tidak!Itu tidak dinamakan membataskan kekuasaan Allah tetapi itu adalah meletakkan fungsi kuasa Allah pada landasan dan tempat yg betul.Sama kita kata Allah mendengar segala suara dan Allah melihat segala rupa.Kita tidak boleh mengatakan Allah mendengar segala rupa dan Allah melihat segala suara.Bila kita kata pendengaran Allah tidak mencapai segala rupa,maka adakah itu dikira membataskan pendengaran Allah?Tentu tidak.Malahan dengan begitu kita telah meletakkan wilayah sifat Allah itu pada tempatnya yang betul.Yang dikatakan membataskan pendengaran Allah itu begini:Ada suara yg sepatutnya layak didengarkan oleh Allah tapi Allah tidak mendengarnya.Atau Allah hanya mendengar yg dekat tidak mendengar yg jauh dan sebagainya.
Adapun tentang firman Allah adalah bagian dari Allah itu saya kira huraian saya pada jawapan yg lalu tentang apa yg dikatakan sifat Allah termasuk sifat kalam dan firman itu udah jelas.Silah anda teliti lagi.Jikalau anda tetap tidak bersetuju maka itu adalah terserah kepada anda sendiri.
No comments:
Post a Comment