BUKTI KE DELAPAN BELAS:KEPALSUAN RELAVATION
http://answering.wordpress.com/2008/12/06/kepalsuan-revelation/
BUKTI KESEMBILAN BELAS:KEBOHONGAN SEJARAH DALAM INJIL
http://islamthis.wordpress.com/2011/01/31/kebohongan-sejarah-di-dalam-injil-perjanjian-baru/
BUKTI KE DUAPULUH:ALKITAB KEHILANGAN 18.666 AYAT
http://erzal.wordpress.com/2009/12/12/alkitab-kehilangan-18-666-ayat/
BUKTI KEDUA PULUH SATU:KESALAHAN PENYALINAN ALKITAB PERJANJIAN BARU.
http://erzal.wordpress.com/2009/11/04/misquoting-jesus-kesalahan-penyalinan-dalam-perjanjian-baru/
DAN 3 AYAT PALSU DI ALKITAB.
http://islamthis.wordpress.com/2011/01/05/3-ayat-palsu-dalam-alkitab/
PEMBUKTIAN KE DUA PULUH DUA:PENEMUAN NASKAH LAUT MATI MEMBONGKAR KEPALSUAN DOKTRIN KRISTEN
MISTERI NASKAH LAUT MATI ( THE DEAD SEA SCROLLS )
Diposkan oleh animous di 18:38
MISTERI NASKAH LAUT MATI ( THE DEAD SEA SCROLLS )
BAG 1
Karya : Ahmad Osman
Kata Pengantar
Oleh: Hj. Irena Handono
Pada pertengahan abad 20, sekitar setengah abad yang lalu, terdapat dua
penemuan arkeologi yang menggemparkan bagi dunia Kristen. Pertama, penemuan
teks Injil Thomas di Nag Hamadi-Mesir pada tahun 1945. Dua tahun setelahnya,
1957, terjadi penemuan kedua berupa gulungan manuskrip di Qumran dekat Laut
Mati, yang kemudian dikenal dengan Gulungan Laut Mati (the Dead Sea Scrolls).1
Bagi sebagian orang, dua peristiwa besar ini -juga penemuan-penemuan arkeologis
lain yang berkaitan-, terkadang disikapi sebagai peristiwa biasa yang menghiasi
majalah dan koran-koran di Barat -di Indonesia informasi tentang hal ini amatlah
jarang ditemukan-. Namun jika kita mengikuti perintah Allah dalam al-Qur’an agar
kita selalu melihat dan merenungkan kejadian di dunia ini, maka dua penemuan itu
menjadi hal yang sangat luar biasa, apalagi bagi para pengkaji agama, khususnya
bagi mereka yang getol menyuarakan paham pluralisme agama. Sebab dua
penemuan tersebut tidaklah berhenti sebatas penemuan arkeologi, namun
berlanjut pada kajian-kajian yang berpengaruh terhadap mainstream kehidupan
beragama bagi pemeluk agama tertentu (Kristiani) yang pada gilirannya
mempengaruhi hubungan antar agama, khususnya pada kedekatan pemahaman
teologis.
Nag Hamadi dan Qumran.
Desember 1945, Seorang Mesir bernama Muhammad Ali pergi ke sebuah karang di
tepian sungai Nile, di pedalaman Mesir dekat wilayah Nag Hamadi. Menemukan
Gentong (bejana dari tanah liat) yang nyata terlihat sangat kuno dan asli. Dalam
gentong tersebut terdapat 13 lembar kulit, berisi 50 risalah. Pada bagian akhir dari
risalah kedua di codex II koleksi risalah, terdapat’sebuah judul tek yang telah hilang
selama ribuan tahun: Peuaqqelion Pkata Thomas, Injil menurut Thomas, atau Injil
Thomas. Manuskrip Koptik berisikan Injil Thomas berasal dari tahun 350 masehi,
sementara fragmen Yunani berasal dari tahun 200 M. Injil Thomas ini diperkirakan
dari tahun 100 M, edisi paling awal diperkirakan dari tahun 50-60 M.2 Perlu
diketahui bahwa Injil Thomas tidak berbentuk cerita naratif seperti 4 Injil lainnya,
namun berisi perkataan-perkataan Yesus, kalau dibaca oleh seorang Muslim tampak
seperti penulisan Hadits -tapi tanpa sanad-. Melihat tingkat keaslian dari Injil
Thomas -walaupun dianqgap gnostik-, serta cara penyajiannya, para sarjana Bible
mulai mengkaji dengan cara membandingkan isinya dengan 4 Injil sinoptik yang
diakui oleh Gereja (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes). Semangat yang mereka
bawa adalah, menjawab pertanyaan umum: “Apa sebenarnya yang disabdakan oleh
Yesus?” Dari kajian 75 sarjana Bible terkemuka yang bersidang selama 6 tahun,
keluarlah hasil kajian mereka yang dikenal melalui laporan berjudul “The Five
Gospel” pada tahun 1993. Pertanyaan itu akhirnya terjawab dalam sebuah
kesimpulan dalam laporan mereka bahwa, dari Injil-Injil yang ada, hanya terdapat
18% saja yang diperkirakan asli perkataan Yesus, sementara sisanya….?. Hasil
kajian ini tentu saja membuat geger dunia Kristen. Lain dari pada itu, satu hal yang
patut dicatat bahwa, dari 114 sabda Yesus dalam Injil Thomas, tidak satupun ada
pernyataan ataupun isyarat terhadap doktrin “penyaliban” atau penebusan dpsa
melalui kematian Yesus di tiang kayu salib.
Penemuan kedua tahun, 1947 di Qumran, oleh seorang anak (penggembala
kambing) bernama Muhammad Ad-Dib. Gulungan manuskrip yang ditemukan berisi
tulisan kitab Perjanjian Lama, oleh sebuah komunitas yang diidentifikasi sebagai
salah satu sekte Yahudi, yaitu sekte Esenes. Tulisan-tulisan mereka memberikan
gambaran tentang masa-masa awal sejarah Kristen, keterkaitan gerakan Nazaren
(pengikut Yesus dari Nazaret) dengan sekte Esenes, dalam komunitas ini terdapat
seorang Nabi yang sezaman dengan Yesus yaitu Yahya As, atau Yohanes
Pembabtis-menurut tradisi Kristen-. Penemuan arkeologi ini akhirnya mendorong
sekian banyak pemerhati Kristologi untuk mengkaji naskah-naskah tersebut.
Beragam kajian dari masing-masing peneliti mulai bermunculan, baik para peneliti
Barat maupun Timur. Buku yang ada dihadapan pembaca ini adalah salah satu hasil
penelitian oleh pemerhati dari Mesir. Salah satu kesimpulannya bahwa sekte Esenes
berkaitan erat dengan masa awal sejarah Kristen. Ia bahkan memprediksi bahwa
“Guru bijak” yang diceritakan berseberangan dengan “Pendeta jahat” dalam Naskah
Gulungan Laut Mati, adalah Yesus-itu sendiri. Hal ini ia perkuat dengan kajian
terhadap nama Isaiyah yang tertulis sebagai nama kelompok tersebut, sebenarnya
adalah Esenes.
Kajian-kajian tentang the Dead Sea Scrolls amatlah banyak, diantaranya yang
membuat geger dunia Kristen adalah laporan Barbara Theiring, dalam bukunya
“Jesus the Man”. Dari penelitiannya selama 20 tahun terhadap naskah Laut Mati,
Barbara Theiring mampu menyuguhkan sosok Yesus sebagai seorang manusia,
yang menikah (bahkan berpoligami), juga meninggal secara wajar dan bukan
ditiang salib. Secara umum, kajian terhadap Naskah Laut Mati, lebih menempatkan
Yesus sebagai sosok manusia yang pernah ada dalam sejarah, dan bukan sosok
imajiner yang kemudian di mitoskan dan disembah. Setidaknya, inilah inti
terpenting dari hasil kajian Naskah Laut Mati.
Membaca kejadian alam
Dari dua penemuan besar seperti yang kami paparkan secara singkat di atas,
mungkin kita bertanya-tanya, apa sebenarnya yang sedang berlangsung disekeliling
kita? Dan pertanyaan ini berkaitan erat dengan pertanyaan: Kenapa setelah 2000
tahun, naskah-naskah itu baru ditemukan? Apakah penemuan itu berkaitan dengan
dengan janji Allah dalam al-Qur’an, seperti terjemah dari dua ayat di bawah ini:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al
Qur’an itu arlalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS Fushilat 53)
Al Masih putera Maryam hanyalah seorang Rasul yang se.sungguhnya telah berlalu
sebelumnya beherapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, keduakeduanya
biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan
kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanrla kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah
bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (QS .Al-
Maidah 75).
Bagi umat Kristiani yang mungkin tidak meyakini kebenaran al-Qur’an, terdapat
dalam Injil Thomas satu pernyataan Yesus sebagai berikut:
Jesus said, “Know what is in front of your face, and what is hidden from you will be
disclosed to you. For there is nothing hidden that will not be revealed. Jesus
mengatakan, “Ketahuilah, apa yang ada dihadapanmu, dan apa yang tersembunyi
darimu akan dibuka untukmu. Sebab tidak ada sesuatu yang tersemhunyi kecuali
akan dijelaskan. Thome 5:23
Makna dari pernyataan Yesus/Isa As, di atas juga sejalan dengan yang ada pada Injil
Lukas 12:2, Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yanq tidak akan dibuka dan tidak
ada sesuatu pun yanq tersembunyi yanq tidak akan diketahui. Juga pada Markus
4:22.
Tanpa berani memastikan bahwa penemuan tersebut merupakan bukti dari janji
Allah, namun sebagai seorang Muslim yang diajari al-Qur’an untuk mengkaji segala
yang terjadi, kita patut meneliti dan mencari hikmah apa dibalik penemuan dari
benda-benda yang sudah terkubur selama ± 2000 tahun.
Jika kita melihat perkembang sain dan tekhnologi masa kini, di mana rasionalitas
ditempatkan di urutan pertama oleh dunia barat yang telah lelah dengan keimanan
kepada dogma Gereja. Maka penelitian arkeologis dapat sepenuhnya dilakukan
tanpa direcoki oleh Gereja, seperti yang pernah dilakukan terhadap Galeleo pada
masa dulu. Apalagi bahwa penelitian arkeologi pada masa kini dilengkapi dengan
ilmu¬ilmu lain yang berbasis teknologi tinggi, seperti analisa DNA, carbon dating
(untuk mengetahui masa per menit dari sampel yang dikaji), Satelit (untuk melihat
outline dari daerah lokasi penemuan), serta tes kimia.4
Adalah hikmah dari yang Maha Mengetahui, jika penemuan itu terjadi pada masa
sekarang, masa dimana manusia telah siap menerima penyingkapan tabir baik
secara mental (obyektifitas berdasarkan sain dan bukan kepentingan kelompok
agama) serta kemampuan manusia dalam memahami penyingkapan tersebut
berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki. Sebab, -mungkin- jika
ditemukan pada masa-masa dulu, “kepentingan” dan “ketidakmampuan”-lah yang
berbicara, maka manuskrip-manuskrip itu hanya tersimpan dan mungkin tidak akan
diketahui oleh umum, atau hilang lagi entah kemana. Hal yang sama telah terjadi
pada Injil Barnabas yang oleh kalangan Gereja dianggap sebagai hasil bikinan
seorang Muslim di [tali, sehingga kita tidak tahu apakah Injil Barnabas tersebut asli
atau bukan, ia menjadi kurang bermakna -bisa disebut hilang- karena kehilangan
otentisitasnya.5 Namun demikian, proses pengkajian Gulungan Laut Mati oleh para
peneliti dari satu institusi agama dan pemerintah tertentu, telah menodai semangat
keilmiahan sebagaimana yang diharapkan oleh para pemerhati, seperti yang
diungkap dalam buku ini. Namun yang sedikit itupun telah mampu membawa
perubahan.
Hikmah bagi kaum Muslim
Dalam pergaulan antar agama, terkait isu pluralisme agama yang dihembuskan
oleh Barat dan diimani oleh dunia Islam, umat muslim hendaklah mampu melihat
dirinya berdasarkan hal-hal yang terjadi, serta kecenderungan pada agama-agama
lain yang sedang berkembang dewasa ini. Berkaitan dengan dunia I
http://secretamong.blogspot.com/2010/06/misteri-naskah-laut-mati-dead-sea.html
PEMBUKTIAN KEDUA PULUH TIGA:NUBUAT PALSU TENTANG YESUS DALAM INJIL LUKAS.
Lukas 24:44-46
24:44 Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.”
24:45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
24:46 Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
Nubuat Yesus dalam Perjanjian Lama digambarkan tersebar dalam:
Kitab Taurat
Kitab Para Nabi
Mazmur
dengan kalimat:
“Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
ternyata ayat yang dimaksud tidak ada dalam Taurat,Kitab para nabi dan Mazmur.Padahal sifat nubuat itu menyebar ke seluruh kitab-kitab Perjanjian Lama dengan kalimat sebagai berikut:
“Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga”
Maka nubuat itu palsu.
BUKTI KEDUAPULUH EMPAT:NUBUAT PALSU YESUS ORANG NAZARET DALAM PERJANJIAN LAMA
Matius 2:23
2:23 Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.
Tidak ada satupun kitab para nabi yang mensifatkan dengan tegas bahawa Yesus orang Nazaret.Jadi nubuat itu palsu
PEMBUKTIAN KE DUAPULUH LIMA:BUKTI PENAMBAHAN INJIL MARKUS
http://cristology.wordpress.com/2011/02/24/bukti-penambahan-injil-markus/
BUKTI KE DUA PULUH ENAM:KITAB-KITAB YG DIANGGAP SUCI DI KARANG MANUSIA DAN SERING TERSELIP SALAH SALIN
Dr. Mr. D. N. Mulder dalam bukunya “Pembimbing ke dalam Perjanjian Lama”, tahun 1963, pagina 12 dan 13, berkata sebagai berikut: “Buku ini dikarang pada waktu-waktu tertentu,
dan pengarang-pengarangnya memang manusia juga, yang terpengaruh oleh keadaan waktunya dan oleh suasana di sekitarnya dan oleh pembawaan pengarang itu sendiri. Naskah-naskah asli dari Kitab Suci itu sudah tidak ada Iagi. Yang ada pada kita hanya turunan atau salinan. Dan salinan itu bukannya salinan langsung dari naskah asli, melainkan dari salinan dan seterusnya. Sering di dalam menyalin Kitab Suci itu terseliplah salah salin.”
BUKTI KE DUA PULUH TUJUH:MENURUT PENELITIAN,INJIL2 TELAH TERPALSU BESAR2AN DI 2 ABAD PERTAMA PERTUMBUHAN KRISTEN
Dr. B. J. Boland dalam bukunya “Het Johannes Evangelie”, p. 9, berkata sebagai berikut: “Zijn ons de waarheden van het Evangelie van Jesus Christus in haar corspron-kelij-ken onvervalschen, zul veren vorm over-geleverd of zijn de door het intermediair van den Griek schen Geest, van de Griek sche reid, het laat stea an te nemen…dat de letter der Nieuw-Testament-ische boeken in de eerste eeuwen anzer jaar-telling gewichtig wijzungen moet hebben ondergaan.”
Artinya: Apakah kebenaran-kebenaran dari Injil Jesus Kristus diserahkan kepada kita dalam bentuk murninya, asli dan tidak dipalsukan, ataukah telah dirubah melalui alam fikiran kebudayaan Gerika? Umumnya yang terakhirlah yang diterima oleh orang jaman kini… bahwa tulisan-tulisan Kitab Perjanjian Baru pada dua abad pertama perhitungan tahun kita, pasti telah mengalami perubahan besar.
BUKTI KE DUA PULUH LAPAN:3 INJIL SINOPTIK PUNYA PERTENTANGAN2 BESAR YG SULIT DI DAMAIKAN…JIKA 3 INJIL SINOPTIK DI BANDING INJIL YOHANNES,SANGAT BERBEDA JAUH HINGGA SALAH SATU KUBU PASTI KARANGAN BOHONG
Dr. A. Powel Davies dalam bukunya “The meaning of the Dead Sea Scrolls The New
American Library” tahun 1961 , p. 106, berkata: “The first three, or Synoptic Gospels tell much the same story. There are discrepancies; but it is impossible to a considerable extent to reconcile them. John’s Gospel, however, tells quit a different story from the other three. If John is right, then the other three are wrong; If the Synoptic are right, the John’s gospel must surely be in error.”
Artinya: Tiga Injil pertama, yaitu Injil Synoptik, membawakan cerita yang sama. Terdapat pertentangan-pertentangan di dalamnya, sehingga tidaklah mungkin sedemikian jauh untuk mendamaikan ayat-ayat ini. Namun Injil Johannes, menceritakan cerita-cerita yang amat berbeda dari ketiga Injil pertama itu. Bila Injil Johannes yang betul, maka ketiga Injil yang lain itu salah; bila ketiga Injil itu betul, maka Injil Johannes pasti salah.
BUKTI DUA PULUH SEMBILAN:SELURUH ALKITAB ASLI HILANG SEMUA
Dr. Verkuyl di dalam bukunya berjudul Fragmenta Apologetika, bahawa
Kitab-kitab Alkitab yang seluruhnya berjumlah 66 itu, datang kepada kita dalam bentuk salinan-salinan yang beribu-ribu banyaknya. Naskah-naskah asli yang tertulis dalam tulisan tangan-autographa telah hilang semua.
BUKTI KE TIGA PULUH:KITAB DANIEL KARANGAN BUTA
Dr. B.J. Bolland:
Kitab Daniel adalah Karangan Buta.
Bolland dalam bukunya Kunci Kitab Daniel halaman 5-12 mengatakan bahwa Kitab Daniel milik Protestan yg terdiri dari 12 pasal, pasal 1-6 adalah “Karangan Buta (Anonim), “ sedangkan pasal 7-12 disebut sebagai “karangan Samaran (Pseudinim).”...bersambung...
Artikel sebelumnya:
No comments:
Post a Comment