Friday, May 25, 2012

DIALOG SYI’AH


Dialog Ja’far al-Shiddiq dengan seorang Syi‘ah [3] ini menunjukkah kecintaan Beliau Kpd 3 Khalifah Awal dan Para Sahabat Rosulullah,,,
Dan Untuk membantah Semua Hadits Dari Literatur Syiah Yg Mengatasnamakan Beliau,,
Dan akan dituliskan pula rujukan2 dlm note ini, agar kita dapt melihatnya sendiri,,,
Seorang rawi [4] menuturkan bahawa ada seorang Syi‘ah mendatangi Ja’far bin Muhammad al-Shiddiq [5] Karramallah Wajha lalu segera mengucap salam: “Assalamu‘alaikum waRahmatullahi waBarakatuhu.” Ja’far terus menjawab salam tersebut.
DIALOG SYI’AH PERTAMA:
Syi‘ah tadi bertanya:. . . . Wahai putra Rasulullah, siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ?
Ja’far al-Shiddiq menjawab:. . . . Abu Bakar ( radhiallahu ‘anh ).
Syi‘ah bertanya:. . . . Mana hujahnya dalam hal itu?
Ja’far menjawab:. . . . Firman Allah Ta‘ala :
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Kalau kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad) maka sesungguhnya Allah telahpun menolongnya, iaitu ketika kaum kafir (di Makkah) mengeluarkannya (dari negerinya Makkah) sedang ia salah seorang dari dua (sahabat) semasa mereka berlindung di dalam gua, ketika ia berkata kepada sahabatnya: “ Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita. ” Maka Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada ( Nabi Muhammad) dan menguatkannya dengan bantuan tentera ( malaikat) yang kamu tidak melihatnya”. [al-Taubah 9 :40 ]
Ja’far melanjutkan: . . . Cuba fikirkan, apakah ada orang yang lebih baik dari dua orang yang nombor ketiganya adalah Allah ?? Tidak ada seorang pun yang lebih afdhal daripada Abu Bakar selain Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam . .
Maka Syi‘ah berkata: . . . Sesungguhnya ‘Ali bin Abu Thalib ‘alaihi salam telah tidur di tikar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ( demi menggantikannya dalam peristiwa hijrah) tanpa mengeluh ( jaza’ , ertinya tabah) dan tidak takut ( faza’ , ertinya ia tegar).
Maka Ja’far menjawab: . . . Dan begitu pula Abu Bakar, dia bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa jaza’ dan faza’ . .
Syi‘ah menyanggah: . . Sesungguhnya Allah Ta‘ala telah menyatakan berbeda dengan apa yang anda katakan !
Ja’far bertanya: . . . Apa yang difirmankan oleh Allah ??
Syi‘ah menjawab: … ketika ia berkata kepada sahabatnya: “ Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita” bukankah ketakutan tadi adalah jaza’ ??
Ja’far menjelaskan: . . . Tidak, kerana Huzn (sedih) itu bukan jaza’ dan faza’ .. Sedihnya Abu Bakar adalah khuatir jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dibunuh dan agama Allah tidak lagi ditaati. Jadi kesedihannya adalah terhadap agama Allah dan terhadap Rasul Allah, bukan sedih terhadap dirinya. Bagaimana ( dapat dikatakan dia sedih untuk dirinya sendiri padahal) dia disengat lebih dari seratus sengatan dan tidak pernah mengatakan “His” juga (tidak pernah) mengatakan “Uh” (tidak mengerang kesakitan).
DIALOG SYI’AH KEDUA:
Syi‘ah berkata:  Sesungguhnya Allah Ta‘ala berfirman:
 إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
“Sesungguhnya Penolong kamu hanyalah Allah, dan Rasul-Nya, serta orang-orang yang beriman, yang mendirikan sembahyang, dan menunaikan zakat sedang mereka rukuk”.[al-Maidah 5 :55 ]
Ayat ini turun berkenaan ‘Ali bin Abu Thalib ketika mensedekahkan cincinnya ketika dia sedang rukuk, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikannya (ayat di atas) di dalam diriku dan Ahl al-Baitku.”[6]
Ja’far menjelaskan: Ayat yang sebelumnya lebih agung daripadanya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman ! Sesiapa di antara kamu berpaling tadah dari agamanya (jadi murtad), maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Ia kasihkan mereka dan mereka juga kasihkan Dia”. [al-Maidah 5 :54 ]
dan Ternyata perbuatan riddah (murtad, keluar dari Islam) terjadi besar-besaran sepeninggalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . . . Orang-orang kafir itu tertumpu di Nahawand,,, mereka berkata: . . “Orang yang selama ini mereka bela (Rasulullah) kini telah wafat (maka tidak perlu lagi membayar zakat).”
Hingga ‘Umar radhiallahu ‘anh berkata (kepada Abu Bakar yang bertekad memerangi mereka):
“Terimalah solat dari mereka dan biarkan (maafkan) zakat bagi mereka.”,,
Maka dia (Abu Bakar) berkata:
“Demi Allah seandainya mereka menghalangiku (tidak mahu menyerahkan sekalipun) seutas tali (pengikat haiwan, yakni untuk zakat haiwan ternakan) yang dulu mereka membayarkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , , pasti aku memerangi mereka biarpun seorang diri.” [7] Maka ayat ini (al-Maidah 5 :54) lebih utama untuk Abu Bakar radhiallahu ‘anh . .
DIALOG SYI’AH KETIGA:
Syi‘ah tersebut melanjutkan hujahnya: Sesungguhnya Allah Ta‘ ala telah berfirman:
 الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Orang-orang yang menginfakkan hartanya pada waktu malam dan siang, dengan cara sulit atau terbuka” [al-Baqarah 2 :274 ].. Ayat ini turun berkenaan ‘Ali ‘alaihi salam .
Dia memiliki empat dinar, satu dinar dia nafkahkan pada malam hari, satu dinar dia nafkahkan pada siang hari, satu dinar secara sembunyi-sembunyi dan satu dinar secara terang-terangan. Maka turunlah ayat ini. [ 8]
Ja’far ‘alaihi salam menjelaskan: Abu Bakar memiliki yang lebih utama lagi di dalam Al-Quran.
Allah berfirman:
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى
“Demi malam apabila ia menyelubungi segala-galanya”. [al-Lail 92 : 01 ]
Ini adalah sumpah Allah.
وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا
“Dan siang apabila ia lahir terang-benderang” [al-lail 92:03]
“Demi Yang menciptakan (makhluk-makhluk-Nya) lelaki dan perempuan; Sesungguhnya amal usaha kamu adalah berbagai-bagai keadaannya.”
Jelasnya: adapun orang yang memberikan apa yang ada padanya ke jalan kebaikan dan bertaqwa; Serta ia mengakui dengan yakin akan perkara yang baik. [al-Lail 92 :02-06 ],, Ini ialah Abu Bakar.
Maka sesungguhnya Kami akan memberikannya kemudahan untuk mendapat kesenangan. Ini ialah (bagi) Abu Bakar….
Dan akan dijauhkan (azab neraka) itu daripada orang yang sungguh bertaqwa. [al-Lail 92 :17 ],, Ini ialah Abu Bakar.
Yang mendermakan hartanya dengan tujuan membersihkan dirinya dan harta bendanya. [al-Lail 92 :18 ],, Ini ialah Abu Bakar.
Sedang ia tidak menanggung budi sesiapapun, yang patut di balas. [al-Lail 92 :19 ],, Ini ialah Abu Bakar…
Dia telah menafkahkan untuk (dakwah Rasulullah) sebanyak 40 ribu dinar sehingga baginda bersuka-cita. Kemudian turunlah Jibril ‘alaihi salam memberi khabar bahawa: “Allah yang Maha Tinggi dan Luhur memberikan salam untukmu ( wahai Rasulullah) dan Dia berkata ucapkan juga kepada Abu Bakar salam dari-Ku dan katakan kepadanya: Apakah engkau redha kepada Allah dalam kefakiranmu ini ataukah engkau tidak suka ?” Maka Abu Bakar menjawab: “Apa mungkin aku marah (tidak suka) kepada Rabb -ku ‘Azza wa Jalla ? Aku redha kepada Rabb -ku, aku redha kepada Rabb -ku, aku redha kepada Rabb -ku.”….. Dan Allah berjanji untuk meredhakannya.[9]
DIALOG SYI’AH KE 4:
Syi‘ah berhujah lagi:  Sesungguhnya Allah berfirman:
أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Adakah kamu sifatkan hanya perbuatan memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan Haji, dan (hanya perbuatan) memakmurkan Masjid Al-Haram itu sama seperti orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat serta berjihad pada jalan Allah ? Mereka (yang bersifat demikian) tidak sama di sisi Allah.” [al-Taubah 9 :19 ]
Ayat ini turun berkenaan ‘Ali ‘alaihi salam [10]
Ja’far ‘alaihi salam menjawab:
Abu Bakar memiliki sesuatu yang lebih afdal di dalam Al-Qur’an,, Allah berfirman:
وَمَا لَكُمْ أَلَّا تُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Tidaklah sama di antara kamu, orang-orang yang membelanjakan hartanya serta turut berperang sebelum kemenangan ( menguasai Kota Mekah: Fath al-Mekah). Mereka itu lebih besar darjatnya daripada orang-orang yang membelanjakan hartanya serta turut berperang sesudah itu. Dan tiap-tiap satu puak dari keduanya, Allah janjikan (balasan) yang sebaik-baiknya. Dan ( ingatlah), Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan apa yang kamu kerjakan”. [al-Hadid 57 :10 ]
Abu Bakar adalah orang yang pertama kali menafkahkan hartanya untuk Rasulullah, orang yang pertama berperang dan yang pertama berjihad (yakni ketika) orang-orang musyrik datang memukul Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sampai berdarah. Ketika Abu Bakar mendengar berita itu dia terus berlari mendatangi mereka lalu berkata: “Celaka kalian ! Apakah kalian akan membunuh orang yang mengatakan Rabb -ku adalah Allah padahal dia telah membawa bukti-bukti yang jelas dari Tuhan kalian ?”
Maka mereka meninggalkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berbalik memukul Abu Bakar sehingga tidak jelas antara hidung dan wajahnya [11]
Dia (Abu Bakar) adalah orang yang pertama berjihad di jalan Allah dan orang pertama yang berperang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , serta orang pertama yang menafkahkan hartanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
“Tidak ada harta yang bermanfaat untukku seperti manfaatnya harta Abu Bakar.”[12]
DIALOG SYI’AH KE 5:
Syi‘ah terus berhujah: Sesungguhnya ‘Ali tidak pernah menyekutukan Allah walau sekelip mata.
Maka Ja’far berhujah kembali:  Sesungguhnya Allah telah memuji Abu Bakar dengan pujian yang mencukupi dari segala sudut. Allah berfirman:
 وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Dan yang membawa kebenaran serta yang mengakui kebenarannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”.[al- Zumar 39 :33 ]
Dan yang membawa kebenaran ialah Muhammad shallallahu ‘ alaihi wasallam , serta yang mengakui kebenarannya ialah Abu Bakar. Semua orang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (setelah peristiwa Isra’ dan Mi,raj): “Engkau dusta” sedangkan Abu Bakar, hanya dia yang berkata: “Engkau benar.” Maka turunlah ayat ini berkenaan dengannya: Ayat tashdiq ( pembenaran) secara khusus.
Maka Abu Bakar adalah orang yang taqwa ( taqiy ), bersih ( naqiy ) , yang diridhai ( mardhi ), yang ridha ( radhiy ), yang adil ( ‘adl ), penegak keadilan ( mu‘addil ) dan yang menepati perjanjian ( wafiy ) .
DIALOG SYI’AH KE 6:
Syi‘ah kemudian berkata: Sesungguhnya mencintai ‘Ali adalah fardhu menurut ketetapan Allah Ta‘ala :
ذَلِكَ الَّذِي يُبَشِّرُ اللَّهُ عِبَادَهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
“Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku tidak meminta kepada kamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” [al-Syura 42 :23 ] [13]
Ja’far menjawab: Bahawa Abu Bakar juga memiliki yang seumpama… Allah berfirman:
Dan orang-orang yang datang kemudian daripada mereka (berdoa dengan) berkata:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Wahai Tuhan Kami ! Ampunkanlah dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang mendahului kami dalam iman, dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami perasaan hasad dengki dan dendam terhadap orang-orang yang beriman. Wahai Tuhan kami ! Sesungguhnya Engkau Amat Melimpah Belas kasihan dan Rahmat-Mu.” [al-Hasyr 59 :10 ]
Abu Bakar terlebih dahulu membawa iman, maka meminta ampun untuknya adalah wajib dan mencintainya adalah fardhu serta membencinya adalah kufur.
DIALOG SYI’AH KE 7:
Syi‘ah berkata: Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Hasan dan Husain keduanya adalah sayyid (pemuka) pemuda ahli syurga dan ayah mereka berdua lebih baik daripada keduanya.”[ 14]
Ja’far berkata kepadanya:  Bagi Abu Bakar di sisi Allah ada keutamaan yang melebihi itu.
Aku diberitahu oleh ayahku, daripada datukku, daripada ‘Ali bin Abu Thalib ‘alaihi salam , dia berkata: [15] Saya ada di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , tidak ada orang lain selain aku. Tiba-tiba muncullah Abu Bakar dan ‘ Umar radhiallahu ‘anhuma maka Nabi bersabda: “Hai ‘Ali ! Kedua orang ini adalah sayyid (pemuka) penduduk ahli syurga, yang tua maupun yang muda, yang telah lewat dan yang terdahulu dari generasi awal maupun yang tersisa dan yang tinggal dari generasi yang belakangan kecuali para Nabi. Jangan engkau beritahukan kepada keduanya wahai ‘Ali.” Maka aku (‘Ali) tidak memberitahukannya kepada siapa pun hingga keduanya tiada.
DIALOG SYI’AH KE 8:
Syi‘ah bertanya:  Manakah yang lebih utama, Fathimah putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam atau ‘A’isyah binti Abu Bakar ???
Ja’far menjawab: (dengan membaca ayat): Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.. . Yasin; Demi Al-Quran yang mengandungi hikmat-hikmat dan kebenaran yang tetap kukuh. [Yasin 36 :01-02 ],, Ha-Mim; Demi Kitab Al-Quran yang menyatakan kebenaran. [al- Zukhruf 43 :01-02 ]
Syi‘ah kemudian berkata:  Aku bertanya kepadamu manakah yang lebih baik, Fathimah putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ataukah ‘A’isyah putri Abu Bakar, kenapakah kamu membaca Al- Quran ???
Ja’far menjawab:  ‘A’isyah putri Abu Bakar adalah isteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ,,, dia akan bersamanya di syurga… Sedangkan Fathimah putri Rasulullah adalah sayyidah ( pemuka) wanita ahli syurga. Yang mencela isteri Rasulullah mudah-mudahan dilaknat oleh Allah Ta‘ala dan yang membenci putri Rasulullah mudah-mudahan dihina oleh Allah Ta‘ala .
Syi‘ah (tidak berpuas hati lalu) berkata:  ‘A’isyah telah memerangi ‘Ali dan dia adalah isteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam !
Ja’far menjawab tegas: . . (Itu adalah) benar… (tetapi) celakalah kamu ! (Bukankah) Allah Ta’ala telah berfirman: . . Dan kamu tidak boleh sama sekali menyakiti (hati) Rasul Allah. [ al-Ahzab 33 :53 ] [16]
DIALOG SYI’AH KE 9:
Kemudian Syi‘ah bertanya:  Apakah kekhalifahan Abu Bakar, ‘ Umar dan ‘Utsman ada di dalam Al-Qur’an ??”
Ja’far menjawab: . . Ada, bahkan juga di dalam Taurat dan Injil…
Allah berfirman: . . Dan Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah di bumi dan meninggikan setengah kamu atas setengahnya yang lain beberapa darjat [al-An‘am 6:165]
Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang menderita apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghapuskan kesusahan, serta menjadikan kamu khalifah bumi? [al-Naml 27 :62 ]
Allah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal soleh dari kalangan kamu (wahai umat Muhammad) bahawa Ia akan menjadikan mereka khalifah-khalifah yang memegang kuasa pemerintahan di bumi, sebagaimana Ia telah menjadikan orang- orang yang sebelum mereka: khalifah-khalifah yang berkuasa; dan Ia akan menguatkan dan mengembangkan agama mereka ( Islam) yang telah diredhaiNya untuk mereka. [al-Nur 24 :55] [17]
Syi‘ah meminta penjelasan: . . Wahai putra Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam , lalu di manakah kekhalifahan mereka di (sebut) dalam Taurat dan Injil ??
Ja’far menjawab (dengan membaca firman Allah): . . Muhammad ialah Rasul Allah; dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir dan (sebaliknya) bersikap kasih sayang serta belas kasihan kasihan sesama sendiri (umat Islam). Engkau melihat mereka tetap beribadat rukuk dan sujud, dengan mengharapkan limpah kurnia (pahala) dari Tuhan mereka serta mengharapkan keredhaanNya. Tanda yang menunjukkan mereka terdapat muka mereka – dari kesan sujud. Demikianlah sifat mereka yang tersebut di dalam Kitab Taurat; dan sifat mereka di dalam Kitab Injil. [al-Fath 48 :29 ]
Dan orang-orang yang bersama dengannya… ialah Abu Bakar.
Bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir… ialah ‘ Umar bin al-Khaththab.
Dan (sebaliknya) bersikap kasih sayang serta belas kasihan kasihan sesama sendiri (umat Islam)… ialah ‘Utsman bin ‘Affan.
Engkau melihat mereka tetap beribadat rukuk dan sujud dengan mengharapkan limpah kurnia dari Tuhan mereka serta mengharapkan keredaan-Nya… ialah ‘Ali bin Abi Thalib…
Tanda yang menunjukkan mereka terdapat muka mereka – dari kesan sujud… ialah para sahabat Rasulullah.
Demikianlah sifat mereka yang tersebut di dalam Kitab Taurat; dan sifat mereka di dalam Kitab Injil.
Syi‘ah bertanya lagi: . . . Apakah yang dimaksud dalam Taurat dan lnjil ?
Ja’far menjawab: . . Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para khulafa’ sesudahnya: Abu Bakar, ‘Umar, ‘ Utsman dan ‘Ali.
Kemudian Ja’far menepuk dada Syi‘ah itu dan berkata: . . Allah Ta‘ ala berfirman (dengan membaca sambungan ayat 29 surah al- Fath): . . Seperti pokok tanaman yang mengeluarkan anak dan tunasnya, lalu anak dan tunasnya itu menyuburkannya, sehingga ia menjadi kuat, lalu ia tegap berdiri di atas (pangkal) batangnya dengan keadaan yang mengkagumkan orang-orang yang menanamnya. (Allah menjadikan sahabat-sahabat Nabi Muhammad s.a.w dan pengikut-pengikutnya kembang biak serta kuat gagah sedemikian itu) kerana Ia hendak menjadikan orang-orang kafir merana dengan perasaan marah dan hasad dengki – dengan kembang biaknya umat Islam itu. (Dan selain itu) Allah telah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal salih dari mereka, keampunan dan pahala yang besar [al-Fath 48 :29 ]
Seperti pokok tanaman yang mengeluarkan anak dan tunasnya, lalu anak dan tunasnya itu menyuburkannya… ialah Abu Bakar..
Sehingga ia menjadi kuat… ialah ‘Umar.
Lalu ia tegap berdiri di atas (pangkal) batangnya… ialah ‘Utsman bin ‘Affan.
Dengan keadaan yang mengkagumkan orang-orang yang menanamnya kerana Ia hendak menjadikan orang-orang kafir merana dengan perasaan marah dan hasad dengki – dengan kembang biaknya umat Islam itu… ialah ‘Ali bin Abi Thalib.
Allah telah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal salih dari mereka, keampunan dan pahala yang besar… ialah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Semoga Allah meredhai mereka,
sungguh celakalah kamu ! Aku diberitahu oleh ayahku, daripada datukku, daripada ‘Ali bin Abi Thalib, bahawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: . . . Aku adalah orang yang pertama bangkit dari bumi dan tidak ada kesombongan. Allah memberi kemudahan kepadaku dari hal-hal yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku. Kemudian Dia memanggil: “Dekatkan para khulafa’ sesudahmu.” Maka aku berkata, “Ya Rabb ! Siapakah khulafa’ itu ?” Maka Dia berkata: “ ‘Abd Allah bin ‘Utsman Abu Bakar al-Shiddiq.” Maka orang yang pertama keluar dari tanah setelahku ialah Abu Bakar. Dia kemudian didirikan di hadapan Allah Ta‘ala untuk dihisab dengan hisab yang ringan sekali (hisaban yasiran) kemudian dia diberi pakaian sutera berwama hijau lalu didirikan di depan al-‘ Arasy. Kemudian ada panggilan: “Mana ‘Umar bin al-Khaththab ?” Datanglah ‘Umar dengan urat-urat leher yang masih mengalirkan darah. Dia bertanya: “Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?” ‘Umar menjawab: “Budak Mughirah bin Syu’bah.” Dia kemudian didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab yang sangat ringan dan diberi pakaian sutera berwarna hijau lalu didirikan di depan al-‘Arasy. Kemudian didatangkan ‘Utsman bin ‘Affan dengan urat-urat leher yang mengalirkan darah. Dia ditanya: “Siapa yang telah berbuat ini kepadamu ?” Maka dia menjawab: “Fulan dan fulan.” Dia didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab yang ringan kemudian diberi pakaian sutera berwarna hijau lalu didirikan di depan al-‘Arasy. Kemudian dipanggil ‘Ali bin Abu Thalib. Dia datang dengan urat- urat leher yang mengalirkan darah. Dia ditanya: “Siapa yang berbuat ini kepadamu ?” Maka ‘Ali menjawab: ‘Abd al-Rahman bin Muljam.” Dia didirikan di hadapan Allah Ta‘ala dan dihisab dengan hisab yang ringan kemudian diberi pakaian sutera berwarna hijau dan didirikan di depan al-‘Arasy.
Syi‘ah tadi bertanya sekali lagi: . . . Apakah semua ini ada di dalam al-Qur’an wahai putra Rasulullah ??
Ja’far menjawab: . . Ya ! Allah berfirman: . . . Dan akan dibawa Nabi-nabi serta saksi-saksi dan akan dihakimi di antara mereka dengan adil sedang mereka tidak dikurangkan balasannya sedikitpun [al-Zumar 39 :69 ]
Dan akan dibawa Nabi-nabi serta para saksi… ialah Abu Bakar, ‘ Umar, ‘Utsman dan ‘Ali (di mana) … akan dihakimi di antara mereka dengan adil sedang mereka tidak dikurangkan balasannya sedikitpun.
DIALOG SYI’AH TERAHIR:
Akhirnya Syi‘ah tadi bertanya: . . Wahai putra Rasulullah, apakah Allah masih mahu menerima taubat saya dari dosa-dosa saya yang telah memisahkan antara Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘ Ali ?”
Ja’far menjawab: . . Tentu, pintu taubat selalu terbuka maka perbanyaklah istighfar untuk mereka. Adapun jika sekiranya kamu mati dalam keadaan menyalahi mereka maka kamu pasti mati di atas dasar selain fitrah Islam dan amal-amal kamu seperti amalan-amalan orang kafir – akan sirna tak tersisa.
(Peraawi menerangkan): . . Akhirnya orang tadi bertaubat meninggalkan ucapan buruknya dengan taubat nashuha…
Sekian dialog antara Ja’far al-Shiddiq radhiallahu ‘anh dengan seorang Syi‘ah . Jelas terdapat perbezaan iktikad antara beliau dengan Ja’far al-Shiddiq yang merupakan salah seorang imam Ahl al-Bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .
Semoga dialog ini dapat memberi keinsafan kepada ahli-ahli Syi‘ ah masa kini.
Sesiapa yang membacanya dengan fikiran yang terbuka akan dengan mudah mengetahui ketepatan Ja’far al- Shiddiq radhiallahu ‘anh dalam mengemukakan ayat dan hadis sebagai dalil dan kecerdasan beliau dalam menghujahkannya sebagaimana di atas….
Sehingga tidak mungkin dapat diragui atau ditolak lagi..
Oleh itu hendaklah ahli-ahli Syi‘ah masa kini yang mendakwa diri mereka sebagai penyokong dan pengikut Mazhab Ahl al-Bait mengkaji semula iktikad mereka secara jujur dan ikhlas… Antara caranya ialah terus membaca dan mengkaji buku ini, mudah- mudahan dengan izin Allah akan terserlah antara yang benar dan yang salah…